Instrumen tersebut didesain untuk menjangkau bagian Bulan yang gelap permanen di salah satu kutubnya demi mencari petunjuk adanya simpanan air.
Data-data dari ShadowCam nantinya akan digunakan NASA untuk menunjang misi Artemis 2025. Di tahun tersebut, NASA menargetkan sudah bisa mendaratkan kembali manusia di Bulan.
Baca Juga:
China Tuduh AS Lancarkan Serangan Siber di Tengah Perang Dagang
Penyertaan instrumen milik NASA dilakukan setelah adanya perjanjian antara KARI dengan NASA yang ditandatangani pada 2016. Dalam kerjasama ini, NASA akan membantu dalam hal komunikasi pesawat luar angkasa, navigasi, dan barang-barang.
"Program Keikutsertaan Saintis KPLO adalah contoh tentang kolaborasi internasional dapat memfasilitasi talenta-talenta dari dua badan luar angkasa untuk mencapai sukses yang lebih hebat dalam hal sains dan eksplorasi daripada melakukannya masing-masing," kata Project Manager KPLO, Sang-Ryool Lee.
"Hal yang fantastis bahwa misi ke Bulan KARI menjadikan NASA sebagai partner. Kami sangat antusias melihat pengetahuan dan kesempatan baru yang akan muncul dari misi KARI dan juga dari misi gabungan bersama NASA dan KARI di masa depan," katanya menambahkan.[zbr]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.