WahanaNews.co | Waktu tempuh dari Bumi menuju planet terjauh dari bumi yaitu Neptunus diungkap Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), lamanya mencapai 12 tahun.
Waktu tempuh itu hampir setara masa sekolah dasar hingga menengah atas di Indonesia. Waktu tempuh itu merupakan hasil perjalanan misi Voyager 2 mendekati objek pada 1989.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
Pesawat luar angkasa NASA ini menjadi wahana pertama yang mengamati planet Neptunus. Melewati sekitar 4.950 kilometer di atas kutub utara Neptunus, Voyager 2 melakukan pendekatan ke Planet Neptunus 12 tahun setelah meninggalkan Bumi pada tahun 1977.
Voyager 2 menempuh perjalanan 12 tahun dengan kecepatan rata-rata 19 kilometer per detik untuk mencapai Neptunus, yang jaraknya 30 kali lebih jauh dari Matahari daripada Bumi.
Lima jam kemudian, Voyager 2 melewati sekitar 40.000 kilometer dari bulan terbesar Neptunus, Triton, benda padat terakhir yang akan memiliki kesempatan untuk dipelajari oleh pesawat ruang angkasa.
Baca Juga:
NASA Berhasil Rekam Citra 'Lukisan' van Gogh di Langit Planet Jupiter
Neptunus adalah salah satu planet yang masuk dalam kelas planet raksasa gas seperti Jupiter, Saturnus, dan Uranus. Planet-planet ini berdiameter sekitar 4 hingga 12 kali lebih besar dari Bumi.
Mereka tidak memiliki permukaan padat tetapi memiliki atmosfer masif yang mengandung sejumlah besar hidrogen dan helium dengan jejak gas lainnya.
Dikutip JPL NASA, dilansir dari CNNIndonesia.com, Rabu (2/8/2024), sekarang Voyager meninggalkan tata surya, naik di atas bidang ekliptika dengan sudut sekitar 35 derajat, dengan kecepatan sekitar 520 juta kilometer per tahun.
Voyager mengamati Neptunus hampir terus menerus dari Juni hingga Oktober 1989. Sekarang Voyager 2 menuju keluar tata surya, menyelam di bawah bidang ekliptika dengan sudut sekitar 48 derajat dan kecepatan sekitar 470 juta kilometer per tahun.
Neptunus adalah planet pertama yang ditemukan tidak dengan peneropongan observatorium, melainkan dengan menggunakan matematika pada 1781.
John Couch Adams dari Inggris dan Urbain Jean Joseph Leverrier dari Prancis menggunakan matematika untuk memprediksi bahwa gravitasi dari planet lain di luar Uranus memengaruhi orbit Uranus.
Baru-baru ini NASA dikabarkan tak sengaja memutus kontak dengan Voyager 2 yang berjarak 19,9 miliar kilometer dari Bumi. Hal ini disebabkan antena Voyager 2 yang bergeser 2 derajat.
Menurut pernyataan dari NASA Jet Propulsion Laboratory (JP NASA), para ilmuwan kehilangan kontak dengan wahana ini pada tanggal 21 Juli setelah secara tidak sengaja menyebabkan Voyager 2 memiringkan antenanya menjauhi Bumi sekitar dua derajat, mengutip Live Science.
Karena tidak dapat mengirim atau menerima pesan dari Deep Space Network NASA, Voyager 2 kini terombang-ambing dan sendirian dalam kegelapan ruang angkasa, setelah meninggalkan tepi luar tata surya pada November 2018.
Namun, pemadaman radio hanya bersifat sementara,. Voyager 2 diprogram untuk mengatur ulang pengarahan antenanya beberapa kali setiap tahun agar tetap berhubungan dengan Bumi saat ia melayang semakin jauh. Penyetelan ulang berikutnya dijadwalkan pada 15 Oktober, pada saat itu komunikasi dengan Voyager 2 akan dilanjutkan.
Sementara itu, JPL NASA dalam sebuah unggahan di Twitter menyebutkan Deep Space Network telah menangkap sinyal dari Voyager 2 saat melakukan pemindaian rutin dari langit.
"Seperti mendengar 'detak jantung' pesawat ruang angkasa, sinyal ini mengonfirmasi bahwa pesawat ruang angkasa tersebut masih mengudara, seperti yang diharapkan para insinyur," tulis akun tersebut. [alpredo]