WahanaNews.co | Kepala Departemen Politik dan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes membeberkan tiga faktor yang menyebabkan elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani terpuruk saat ini.
"Pertama kemungkinan masyarakat melihat sosok Puan belum mewakili bayangan publik atau preferensi sebagai pemimpin nasional pada 2024," ujar Arya, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Jelang Pilgubsu 2024: Elektabilitas Bobby-Surya Unggul Jauh
Arya menilai masyarakat menganggap figur Puan saat ini bukan sebagai pilihan utama untuk bersaing dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang,
"Ini kan soal rasa publik. Saya melihat dia belum mampu merebut simpati publik," lanjut Arya.
Padahal, kata Arya, kampanye yang dilakukan Puan termasuk gencar dengan memasang spanduk atau baliho. Namun, ternyata upaya itu belum ampuh mengerek popularitasnya.
Baca Juga:
Survei: Bobby-Surya Unggul Jauh Jelang Pilgubsu 2024
Persoalan kedua yang membuat elektabilitas Puan adalah terkait narasi politik. Arya menilai narasi politik yang disampaikan belum bisa memikat masyarakat.
"Narasinya sejauh ini banyak, tapi itu belum mampu menghiptnotis publik. Orang-orang belum terdorong mempertimbangkan dia," kata Arya.
Selain itu, Arya menilai narasi politik Puan saat ini termasuk abstrak dan sulit dipahami oleh masyarakat.
Lalu kendala yang ketiga yang dianggap menghambat pertumbuhan elektabilitas Puan adalah soal citra dan gaya komunikasi politik. Menurut Arya, Puan memang berpengalaman di pemerintahan karena pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), anggota DPR dan kini menjadi Ketua DPR.
"Kompetensi ada, tetapi personalitas, pendekatan Puan, gaya komunikasi, sikapnya, atau yang dia tampilkan ke publik imejnya belum seiring dengan apa yang diinginkan publik sebagai calon pemimpin nasional," ucap Arya.
Dalam hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) yang digelar Litbang Kompas pada 17-30 Januari 2022 terungkap anak Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu memperoleh elektabilitas sebesar 0,6 persen.
Dari hasil survei lembaga lain pun elektabilitas Puan tetap rendah. Contohnya dari hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 9 Januari 2022 menunjukkan elektabilitas Puan berada di peringkat ke-9 dengan perolehan 1,8 persen.
Kemudian hasil survei Charta Politika yang dirilis pada 20 Desember 2021 menunjukkan Puan berada pada peringkat ke-9 dengan mengantongi elektabilitas 1,1 persen dalam simulasi 10 nama.
Menurut survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) di Jawa Barat pada 5-8 Februari, elektabilitas Puan juga hanya mencapai 0,8 persen dalam simulasi tertutup 10 nama.
Elektabilitas Puan dalam hasil survei Litbang Kompas jika dibandingkan dengan beberapa rekan satu partainya juga berada pada urutan buncit. Sejumlah kader PDI-P yang meraih elektabilitas di atas 1 persen adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (20,5 persen), eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (2,9 persen), dan Menteri Sosial Tri Rismaharini (2,6 persen). [qnt]