WahanaNews.co, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku, pihaknya benar-benar beruntung lantaran memilih hengkang dari Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024.
AHY membayangkan partainya bakal hancur lebur jika terus bertahan di koalisi itu. Partai-partai di koalisi itu bahkan tercerai berai meski proses pilpres belum selesai.
Baca Juga:
Sri Mulyani Dampingi Presiden Prabowo Hadiri G20 Summit Brazil
"Sekali lagi kita bayangkan, coba kita masih di tempat yang lama, hancur lebur. Betul? Kita tahu, belum selesai, semua sudah ke sana ke mari," kata AHY di acara buka bersama Partai Demokrat, Sabtu (23/3/2024).
AHY menyatakan bahwa Demokrat mungkin akan menghadapi akibat yang buruk jika tetap berada dalam koalisi tersebut setelah Pilpres 2024, terutama jika partai-partai sekoalisi meninggalkannya.
Dia merasa bersyukur karena Demokrat berada di jalur yang Tuhan tentukan bersama Prabowo Subianto. Meskipun kalah dalam Pemilu Legislatif, AHY menyatakan bahwa Demokrat merasa mendapat keberhasilan besar dalam Pilpres 2024.
Baca Juga:
Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Subianto akan Hadiri Undangan Raja Charles III hingga PM Keir Starmer
"We may lose the battle, but we win the war. Kita mungkin saja kalah dalam pertempuran Pileg, tetapi kita menang besar dalam perang Pilpres," kata AHY.
Sebelum memberikan dukungan kepada Prabowo, Partai Demokrat sempat bergabung dalam Koalisi Perubahan bersama Partai NasDem dan PKS.
Namun, mereka memutuskan untuk keluar dari koalisi tersebut setelah Partai NasDem menyetujui Muhaimin Iskandar dari PKB sebagai calon wakil gubernur bersama Anies Baswedan.
Kemudian, Partai Demokrat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju. Mereka mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bersama dengan Gerindra, Golkar, PAN, dan beberapa partai lainnya.
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara nasional yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (20/3/2024), Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024 dengan memperoleh suara sebanyak 96 juta.
Kemudian, NasDem memberikan sinyal mundur dari Koalisi Perubahan setelah Surya Paloh bertemu dengan Prabowo.
"Kita lihat perkembangan ke depan. Itu (NasDem bergabung ke kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran) 50:50 possibility masih," ucap Paloh.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]