WahanaNews.co | Partai
Demokrat kubu Moeldoko melaksanakan konferensi pers di tengah hujan deras di
Hambalang, Bogor. Ketua Bappilu Partai Demokrat mengatakan sejumlah mantan
kader hingga mantan kader senior nyaris tersambar petir.
Baca Juga:
Besok, Prabowo dan Gibran Gelar Pembekalan Calon Menteri di Hambalang
"Saya sedih, mantan kader dan mantan senior kader
kabarnya kena sambar petir di hambalang," kata Andi Arief dalam cuitannya
melalui akun @Andiarief_, Kamis (25/3/2021).
Andi Arief kemudian bercuit lagi. Dia menyebut para mantan
kader hingga mantan kader senior itu nyaris tersambar petir, bukan kena sambar
petir. Karena itu, dia mengingatkan kubu Moeldoko agar ke depan jangan membuat
konferensi pers di tempat terbuka.
"Nyaris (tersambar), untung pakai tenda. Kita doakan
alam bersahabat dengan mereka. Lain kali buat konpers jangan di tempat
terbuka," ucapnya.
Baca Juga:
Dua Mega Proyek Mangkrak Presiden Terdahulu yang Tak Dibereskan Jokowi
Sebelumnya, Partai Demokrat kubu Moeldoko menggelar
konferensi pers di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Saat itu, konferensi pers
tersebut digelar di tengah guyuran hujan.
Konferensi pers itu digelar di area Hambalang Sport Center
yang mangkrak. Tenda kecil didirikan untuk konferensi pers tersebut.
Saat konferensi pers dimulai, mendung menyelimuti kawasan
itu. Tak berapa lama, hujan deras pun mengguyur. Angin kencang dan petir
menyertai hujan yang mengguyur di tengah konferensi pers tersebut.
Memulai konferensi pers, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat
HM Darmizal menyinggung adanya seseorang yang berada di puncak tapi tidak
pernah mendaki. Dia juga menyinggung nama 'Pepo'. Seperti diketahui, Pepo
merupakan panggilan untuk eks Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ada yang sudah di puncak tapi tidak pernah mendaki,
sehingga tidak pernah tahu jalan turun dan terpaksa Pepo yang mengantarkan
perbaikan di bawah. Karena hanya Pepo yang tahu jalan turun," kata
Darmizal.
Darmizal kemudian menyinggung perihal kasus Hambalang. Dia
meminta kebenaran perihal kasus Hambalang ini ditegakkan.
"Di sini Hambalang masih banyak sisa-sisa yang kami
minta kepada pemerintah. Bahwa kebenaran mesti tegak walau langit akan runtuh.
Hukum harus tegak di negara kita Indonesia sebagai panglima tertinggi,"
ujarnya. [dhn]