WahanaNews.co | Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, menegaskan, organisasi yang dibesutnya bersama beberapa tokoh senior di Indonesia ini tidak dibuat untuk
kepentingan politik. Sehingga, tak ada niat untuk mendirikannya menjadi sebuah partai
politik.
Gatot menegaskan, organisasi KAMI didirikan oleh kumpulan orang-orang berdasarkan moral, dan
jauh dari tujuan politik yang lebih berjuang untuk kekuasaan. Dan KAMI yang
didirikan sekarang ini berjuang untuk sebuah nilai.
Baca Juga:
Raju Hutagalung : Kami akan Tetap Dukung semua Kebijakan PJ Bupati Tapteng
"Kalau ini jadi sebuah
partai, maka saya tegaskan orang-orang deklarator dan presidium KAMI
mengkhianati kepercayaan rakyat, karena tujuannya (KAMI) untuk meluruskan
sebuah bangsa," tegas Gatot, dikutip dariYouTube Karni Ilyas Club,
Senin (19/10/2020).
Untuk itu, lanjut
Gatot, jika KAMI ini nantinya menjadi sebuah partai politik, maka yang pertama
kali akan keluar adalah dirinya.
"Karena tujuan KAMI
bukan itu (politik), hanya nilai-nilai saja," tegasnya lagi.
Baca Juga:
DPRD Minta Julham Situmorang Diperiksa, Inspektorat : Kami Akan Melakukan Telaah Terlebih Dahulu
Sementara, ketika disinggung
keinginan maju di Pilpres 2024, Gatot menyatakan hal itu sah-sah saja jika
punya keinginan. Namun, ia menilai langkah itu sungguh naif jika melihat pada kondisi bangsa saat
ini yang tengah menghadapi dua permasalahan berat dan belum
secara pasti apakah bisa selamat.
"Terus saya punya
potensi dan teman-teman punya potensi, lalu berpikir 2024, saya katakan itu tidak etis. Tapi
biarkan dua masalah ini berjalan dulu, lalu mari kita pikirkan lagi. Tapi dua ini dulu kita
konsentrasi untuk bangsa ini bisa berjalan," ujarnya.
Sebelumnya
diberitakan, Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko,menilai gerakan KAMI merupakan bentuk dari
sekumpulan kepentingan. Sehingga, negara sebenarnya tidak melarang dan bila ada
gagasan bagus akan diambil pemerintah.
"Mereka itu
bentuknya hanya sekumpulan kepentingan, silakan saja, tidak ada yang melarang.
Kalau gagasannya bagus, kita ambil. Tetapi kalau arahnya memaksakan
kepentingan, akan ada perhitungannya," ujar Moeldoko.
Moeldoko mengatakan
ihwal adanya sejumlah gagasan-gagasan yang disampaikan KAMI membuat suhu
politik memanas. Menurutnya dinamika politik selalu berkembang.
"Tidak ada
namanya dinamika yang stagnan. Setelah ada KAMI, nanti ada KAMU, terus ada
apalagi, kan? Kita tidak perlu menyikapi berlebihan sepanjang masih
gagasan-gagasan," ujar dia.
Dia menekankan, sepanjang gagasan itu
hanya bagian dari demokrasi, maka dipersilakan. Namun dia mengingatkan agar
gagasan yang dikemukakan tidak berupaya mengganggu stabilitas politik. [dhn]