WahanaNews.co | Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari menyebutkan benda yang mirip rudal yang bertuliskan Made In USA ini atau Side Scan Sonar (SSS) sering ditemukan nelayan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
"Benda ini sering sekali ditemukan di sekitar Kepulauan Selayar oleh masyarakat setempat," kata Benny, Sabtu (19/2).
Baca Juga:
Hari Jadi ke-78 TNI AL, Danlantamal IX Terima Kejutan dari Kapolda Maluku serta Danlanud Pattimura di Kota Ambon
Benny mengatakan hal itu terjadi karena Selat Sulawesi merupakan alur laut kepulauan Indonesia (Alki) yang sangat ramai dilalui baik kapal sipil maupun militer.
"Tentunya, mereka tidak sekadar lalu lalang atau lewat namun bisa jadi mereka punya misi-misi tersendiri, memanfaatkan perairan Indonesia, khususnya ALKI II ini," katanya.
Benny menerangkan, Side Scan Sonar ini merupakan alat survei di bawah air dengan dioperasikan dari sebuah kapal, kemudian alat ini akan mentransfer data-data yang berada di bawah laut.
Baca Juga:
Dekat Dengan Semua Kalangan, Danlantamal IX Terima Kunjungan Pengurus Koordinator Cabang PMII Maluku
"Alat ini merupakan alat survei bawah air, yang mana alat ini berfungsi bilamana ditenggelamkan ke air dengan cara fungsi kerjanya di-towing oleh kapal mothership-nya. Yang mana data yang diambil diperoleh alat ini akan ditransfer melalui kabel data ke mothership-nya atau kapal men-towing. Sehingga data tersebut akan dikumpulkan, record di dalam mothership-nya," ungkap Benny.
Meski demikian, Benny belum dapat memastikan pemilik dari Side Scan Sonar ini.
Menurutnya, benda ini dapat digunakan dengan kapal militer maupun kapal sipil.
"Bisa kapal itu secara sipil atau militer yang mana bisa milik asing atau bisa dalam negeri. Tentunya data yang bisa diambil tentang keadaan dalam laut mulai dari suhu, salinitas, arus, pasang surut, terus seismeik, termasuk sumber daya alam itu bisa mineral ataupun sumber daya alam yang bisa di eksplorasi dan eksploitasi," jelasnya.
Tapi, juga lanjut Danlantamal Makassar bisa saja untuk kepentingan militer, mengingat jalur Alki II ini cukup dalam untuk antisipasi berkaitan dengan kepentingan rudal-rudal kapal selam.
"Jalur Alki II sampai ke lautan Aru atau Banda sampai Alki III sangat ideal untuk manuver kapal selam. Tapi kita tidak bisa berandai-andai perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Nanti dinas penelitian dan pengembangan TNI AL bisa merekam ulang hasil data yang ada di dalam alat ini," katanya. [gun]