WAHANANEWS.CO, Jakarta - Calon Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) nomor urut 1, Ridwan Kamil, berkomitmen memberikan insentif bagi warga yang menanam pohon di lahan pribadi.
Ridwan Kamil, yang akrab disapa Kang Emil, meyakini bahwa Jakarta bisa memanfaatkan skema carbon trading untuk menciptakan kota yang lebih ramah lingkungan.
Baca Juga:
Jelang Pilbup Sumedang, Dony-Fajar Siapkan 2.080 Saksi untuk Amankan Suara di 26 Kecamatan
Pernyataan ini disampaikan oleh Kang Emil dalam segmen kedua debat terakhir Pilkada Jakarta 2024. Pada sesi tersebut, panelis meminta para kandidat memaparkan strategi untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota hijau dan ramah lingkungan.
Kang Emil juga mengusulkan kebijakan Work From Home (WFH) sebagai solusi mengurangi mobilitas di Jakarta. "Kita perlu mengatasi ketidakadilan tata ruang.
Selain menciptakan lingkungan yang memungkinkan tinggal, bekerja, dan berekreasi di satu area, kita akan menerapkan WFH secara bergilir.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadiri Kampanye Paslon Nomor Urut 2 Eddy-Depri di Tigalingga
Ini adalah gaya hidup baru pasca Covid-19 yang tetap produktif.
Dengan sistem bergiliran, misalnya Senin untuk industri tertentu, Selasa untuk industri lain, maka pergerakan berkurang, kemacetan teratasi, dan polusi pun menurun," jelasnya.
Selain itu, Ridwan Kamil berencana memasang sensor polusi di beberapa titik strategis di Jakarta.
Ia juga memperkenalkan ide untuk menggunakan truk embun, sebuah inovasi yang telah diterapkan di beberapa kota di China, yang berfungsi menyemprot udara untuk mengurangi polusi.
"Truk embun ini setiap pagi akan menyemprot udara, mengangkat partikel kotor sehingga udara menjadi lebih bersih," ujarnya.
Kang Emil pun mengajak seluruh warga Jakarta untuk berpartisipasi dalam menanam pohon melalui program yang disebutnya sebagai rumus RIDO: Desentralisasi, Kolaborasi, Inovasi (DKI).
"Kami akan memberikan insentif kepada warga yang menanam pohon di ruang hijau pribadi dengan konversi nilai dari hasil penanaman tersebut ke dalam skema carbon trading. Inovasi ini akan didukung oleh aplikasi yang mencatat pohon yang ditanam, sehingga Jakarta menjadi lebih hijau, polusi berkurang, dan masyarakat mendapatkan keuntungan finansial dari aktivitas tersebut," tegas Kang Emil.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]