WahanaNews.co, Jakarta - Denny JA berharap hasil survei dibantah dengan hasil survei lainnya. Ia menilai tak seharusnya hasil penelitian dilawan dengan proses hukum.
Denny JA menyebut Partai NasDem lebai karena melayangkan somasi terhadap survei LSI Denny JA yang menyebut elektabilitas Anies Baswedan cuma 5 persen di Sumatera Utara.
Baca Juga:
Daftar Lengkap 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029 Bakal Ikuti Pelantikan Hari Ini
"Hasil riset sebaiknya juga dibantah oleh hasil riset. Jika hasil riset dibantah oleh somasi hukum, itu akan dikenang oleh sejarah, dan negara demokrasi luar negeri, sebagai, ucapan anak gaul sekarang, 'lebay banget sih elu ini,'," kata Denny melalui keterangan tertulis, Kamis (12/10/2023) mengutip CNN Indonesia.
Denny mengaku sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini. Dia berkata pihak yang disebut unggul akan memuji survei. Sebaliknya, pihak yang sedang tertinggal akan menuduh survei diatur kepentingan politik tingkat tinggi.
Dia menyarankan semua pihak menghadapi Pilpres 2024 dengan santai. Menurut Denny, semua pihak bisa mengecek kredibilitas survei dari tiga hal.
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
Pertama, rekam jejak lembaga survei. Dia berkata LSI Denny JA adalah lembaga survei tertua di Indonesia.
Kedua, kredibilitas lembaga survei yang bisa dilihat dari pencapaian. Dia menyebut LSI Denny JA sudah menorehkan prestasi dengan berbagai penghargaan internasional.
"Tips ketiga, survei juga harus dilihat dalam kerangka waktu. Survei itu hanyalah potret ketika saat survei itu dilakukan. Waktu yang berbeda dapat pula menghasilkan survei yang berbeda," ujarnya.
Dia mencontohkan dengan survei Pilkada DKI Jakarta 2017 yang digelar LSI Denny JA. Pada Januari 2017, LSI Denny JA menyebut Anies-Sandi berada di urutan ketiga. Tiga bulan setelahnya, survei LSI Denny JA memotret peluang kemenangan Anies-Sandi.
"Mengapa LSI Denny JA di pilkada 2017, mengumumkan posisi Anies yang berbeda antara bulan Januari ke April? Itu karena elektabilitas Anies sendiri memang berubah di lapangan. Survei yang kredibel mampu memotret perubahan itu," ujar Denny.
Sebelumnya, Badan Advokasi Hukum (BAHU) DPW Partai NasDem Sumatera Utara menyomasi LSI Denny JA atas survei terbaru mereka.
Pada survei itu, LSI Denny JA menyebut elektabilitas Anies di Sumatera Utara cuma 5 persen. Ganjar Pranowo punya elektabilitas 65 persen, sedangkan Prabowo 30 persen.
Ketua DPW NasDem Sumut Iskandar ST menilai 20 dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara adalah basis pendukung Anies. Survei internal NasDem juga mengungkap hasil berbeda dari survei LSI Denny JA.
"Kami meminta dengan tegas kepada LSI Denny JA untuk menyampaikan bagaimana penerapan dan metodologi yang dilakukan dalam survei tersebut," kata Iskandar di Auditorium DPW NasDem Sumut, Senin (9/10/2023).
[Redaktur: Alpredo Gultom]