WahanaNews.co | Mantan
politisi Partai Demokrat,
Ferdinand Hutahaean,
menilai, pengakuan ekonom senior, Rizal Ramli, telah menyudutkan Ketua Majelis
Tinggi Partai Demokrat,
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Karena itu, ia
berharap Partai Demokrat segera mengambil sikap atas tuduhan Rizal Ramli
tersebut.
Baca Juga:
Pengamat Semprot Elite yang Usulkan Gibran Dimakzulkan: Seperti Anak Kecil
Menurutnya, langkah hukum
perlu dilakukan Demokrat terhadap Rizal Ramli. Sebab, nantinya, publik semakin yakin jika SBY memang dalang aksi demonstrasi 212
pada 2016 silam.
"Pengakuan Rizal
Ramli ini menyudutkan pak @SBYudhoyono, saya pikir Partai Demokrat perlu
mengambil langkah strategis misalnya langkah hukum untuk hal ini sebab bila
tidak, publik akan meyakini dan mempercayai apa yg disampaikan oleh Rizal Ramli," tulis
Ferdinand dalam akun Twitter-nya, seperti dilihat pada Jumat (30/10/2020).
Diketahui
sebelumnya, Rizal Ramli buka-bukaan dalam wawancara bersama Karni Ilyas yang
diunggah dalam Channel YouTube Karni
Ilyas.
Baca Juga:
Diam-diam Temui Megawati, Dasco Ungkap Pesan Penting untuk Pemerintahan Prabowo
Dalam wawancara
tersebut,
Rizal Ramli mengatakan bahwa dirinya bertemu Presiden Joko Widodo sebelum aksi
212 pada 2016 silam.
Ia bercerita,
Presiden Joko Widodo mengungkap bahwa penggerak dari aksi 411 dan 212 adalah
mantan Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saya ketemu dia
sebelum 212.
Pak Jokowi nanya,
Mas Rizal, siapa di
belakang 411 (dan) 212, kayanya berdasarkan laporan
intel dia bawa orang 3 juta. Pasti ada bandarnya, ya kan. Nah, menurut Mas siapa? Menurut laporan intel, ada bandarnya, siapa? SBY.
Ngabisin 100 miliar. Siapa lagi sumbernya, Mas? Pak Luhut bilang, SBY 100 miliar," ungkap Rizal di video
tersebut.
Namun, Rizal Ramli
menepis tudingan bahwa SBY merupakan dalang dari adanya aksi 411 dan 212. Hal
ini karena dia sangat kenal dengan sifat dari SBY.
Menurutnya, SBY
adalah seorang yang pelit. Jadi,
SBY tidak mungkin mengeluarkan uang sebanyak itu.
"Saya bilang, Mas Jokowi, aku tuh kenal banget sama SBY. Dia itu raja pelit, Mas. Kalau 5 miliar oke, 10
miliar masih mungkin, 20 miliar nggak mungkin, Mas. Kalau 100 miliar udah pasti
bohong,
ngakak-ngakak saya,"
katanya.
Sambungnya, ia
mengungkapkan bahwa aksi 212 dan 411 ini adalah sebuah gerakan organik yang
berasal dari bawah. [qnt]