WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah, mengajak seluruh jajaran pengurus partai di Jawa Timur untuk bekerja secara maksimal dan solid dalam membesarkan PDI Perjuangan selama lima tahun ke depan.
Ajakan tersebut disampaikan Said usai kembali mendapat amanah memimpin DPD PDI Perjuangan Jawa Timur periode 2025–2030. Ia menegaskan bahwa tantangan politik ke depan semakin dinamis sehingga membutuhkan kerja kolektif berbasis gotong royong dari seluruh kader.
Baca Juga:
Bimtek Fraksi PDI Perjuangan, Ono Surono Tegaskan Program Kerakyatan Harus Jadi Prioritas Utama dalam APBD 2026
"Jika amanah ini saya pikul sendirian, tentu tidak akan sanggup. oleh sebab itu, saya memohon kesediaan kawan kawan yang telah dilantik menjadi Pengurus DPD PDI Perjuangan 2025-2030 untuk all out membesarkan Partai," kata Said dalam keterangannya dikutip Minggu (21/12/2025).
Said menekankan, syarat dasar PDI Perjuangan besar di Jawa Timur yakni harus mengetahui demografi Jawa Timur, dan tren ke depan. Kemudian, harus punya mimpi yang tidak menggantung di langit, tetapi menjadi kenyataan politik yang ada di bumi.
"Jika anggota PDI Perjuangan Jawa Timur saat ini lebih dari 500 ribu, dalam lima tahun ke depan kita harus punya target menambah anggota 1 - 1,5 juta anggota," kata Said.
Baca Juga:
PDIP Akan Kajian Usulan Kepala Daerah Dipilih DPRD Pertimbangkan Aspirasi Rakyat
Menurutnya, peningkatan jumlah anggota harus dibarengi dengan kualitas kader yang ideologis, loyal, dan militan. Untuk itu, partai perlu menghadirkan program-program kerakyatan yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Dengan kehadiran berbagai program kerakyatan Partai, kita yakin bisa mengambil hati banyak orang untuk masuk PDI Perjuangan. Sumber daya kita tidak banyak, oleh sebab itu kita harus fokus. Caranya merancang program kerakyatan sebagai jalan merekrut anggota besar besaran," kata dia.
Said juga menyoroti besarnya potensi pemilih muda di Jawa Timur. Berdasarkan data BPS Jawa Timur, generasi Z dan Alpha mencapai 11,7 juta orang atau sekitar 27,8 persen dari total penduduk. Kelompok ini akan menjadi pemilih dominan pada Pemilu 2029.