WahanaNews.co, Jakarta - Juru Bicara Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dan Emil Erlestianto Dardak, menyatakan bahwa posisi Gibran dalam dunia politik saat ini tidak ditentukan oleh statusnya sebagai putra Presiden, melainkan oleh perjuangannya.
Pernyataan itu diungkapkan Emil dalam acara Dialog bersama milenial dan generasi Z bertajuk 'Inspirasi Muda, Aksi Nyata: Peran Anak Muda untuk Ekonomi Kreatif, Merawat Lingkungan, dan Menumbuhkan Diversity', di Warunk WOW, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024) malam.
Baca Juga:
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep Targetkan Kemenangan di Pilkada Surakarta 2024
Mulanya Wakil Gubernur Jawa Timur itu menjelaskan dirinya dan Gibran sama-sama memulai karier politik sebagai kepala daerah. Dia menuturka, kesuksesan kerja pemerintah daerah tidak serta merta mulus dalam menjalankan program, meskipun anggaran dari pemerintah pusat mengalir cukup banyak.
Emil lantas bercerita mengenai pengalamannya saat menjalankan proyek pembangunan rest area di jalan nontol Trenggalek. Emil bercerita tentang hambatan yang ada kala itu.
"Kenapa nggak bisa jalan? Dulu kita mau bangun rest area. jadi di pinggir jalan non tol, jadi jangan tol aja yang punya rest area, jalan yang non jalan tol juga punya rest area. Jadi kita mau ngembangin di Trenggalek itu, dapat dana gede, hampir batal dilaksankan," kata Emil di lokasi.
Baca Juga:
Partai Gerindra Buka Peluang Kontestasi Pilkada Surakarta bagi Warga Luar Kota
"Kenapa? Karena ada pemolik lahan yang nggak mau dibebaskan. Dan saya baru sadar kenapa nggak mau dibebaskan, (ternyata) dia sudah pidah dua kali. Pusing dong saya," ucapnya.
Hingga akhirnya, Emil mengatakan, proyek itu berhasil melalui pendekatan akomodatif. Dimana, kata Emil, dia mendatangi langsung salah satu rumah pemilik tanah dan memastikan apa saja yang dibutuhkan keluarga yang terkena gusur.
"Saya datang bawa buah, saya sungkem sama mbah-nya. Saya bilang 'mbah terima kasih sudah mau berkorban untuk kepentingan masyarakat banyak'," ucapnya.
Dari situ Emil mengatakan hal yang sama juga pasti terjadi dengan Gibran saat memimpin Kota Solo. Begitu juga saat kini Gibran tengah menjadi peserta Pilpres 2024.
"Nah ini juga yang dialami oleh Mas Gibran, pada saat ada proyek seperti fly over, itu nggak otomatis. Itu bener-bener istilahnya cara terbaik untuk berenang bukan dipegangin, tapi dicemplungin aja, itu mungkin yang dilakukan kalau dikatakan dia anak presiden," tutur Emil.
"Tapi dia nyemplung, dia harus berjuang sendiri, ya kalau nggak bisa ya rasain itu. Jadi ini yang saya lihat bahwa nggak ada yang automatic kepemimpinan daerah itu benar benar punya tantangan yang luar biasa. Mengeksekusi itu tidak sesederhana itu," pungkas Emil.
[Redaktur: Sandy]