WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gelombang penolakan terhadap rencana bergabungnya Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, ke Partai Gerindra terus menguat dari berbagai daerah di Indonesia.
Ketua Badan Legislasi DPR dari Fraksi Gerindra, Bob Hasan, mengakui bahwa penolakan datang hampir dari seluruh struktur partai di tingkat daerah.
Baca Juga:
Sempat Caleg dari Gerindra, dr. Irene Jadi Wakil Dubes untuk China
“Banyak penolakan dari DPC-DPC hampir seluruh Indonesia,” ujar Bob Hasan kepada wartawan, Minggu (9/11/2025).
Meski menyadari adanya resistensi tersebut, Bob memilih menyerahkan sepenuhnya keputusan akhir kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra.
“(Keputusan akhir) diserahkan ke DPP partai,” ucapnya singkat.
Baca Juga:
Soal RUU Perampasan Aset, Baleg Wanti-wanti Tidak Jadi Alat Kriminalisasi
Langkah politik Budi Arie yang berencana masuk Gerindra memang tidak mendapat sambutan hangat di internal partai, terutama dari kalangan muda.
Sayap muda partai, Tunas Indonesia Raya (Tidar), menjadi kelompok pertama yang menyuarakan penolakan secara terbuka.
Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Tidar, Rocky Candra, menegaskan bahwa kegelisahan kader muda bukan karena alergi terhadap tokoh tertentu, melainkan bentuk tanggung jawab menjaga kemurnian perjuangan partai.
“Sebagian besar dari kami generasi muda Gerindra tidak alergi terhadap keterbukaan. Gerindra selalu percaya pada semangat rekonsiliasi dan kebangsaan yang luas. Tapi ada garis yang tidak boleh dilanggar. Partai ini dibangun dengan idealisme, bukan oportunisme,” ujar Rocky, Sabtu (8/11/2025).
Ia menilai langkah Budi Arie yang sebelumnya dikenal sebagai pimpinan relawan pendukung Joko Widodo harus dicermati dengan hati-hati.
Menurut Rocky, aspirasi kader Tidar di 38 provinsi dan 9 negara cenderung menolak rencana masuknya Budi Arie ke dalam tubuh partai.
Sejarah politik nasional, lanjut Rocky, sudah banyak memberi pelajaran tentang partai besar yang hancur bukan karena serangan dari luar, melainkan karena perpecahan dari dalam.
“Banyak partai besar yang tumbang bukan karena diserang lawan, tapi karena dipecah dari dalam. Kami tidak ingin Gerindra mengulangi kesalahan itu,” tegasnya.
Meski begitu, Rocky menegaskan seluruh kader tetap berpegang pada kebijaksanaan Ketua Umum Prabowo Subianto dan DPP Gerindra.
“Pak Prabowo selalu mengajarkan kami berpikir jernih, berani berkata benar, dan tidak lupa pada akar perjuangan. Kami yakin beliau arif dan tahu siapa yang datang dengan niat tulus, dan siapa yang datang dengan niat mengambil kesempatan,” ujar anggota DPR RI asal Jambi tersebut.
Dukungan terhadap sikap penolakan juga datang dari Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kabupaten Sukoharjo.
Sekretaris DPC Gerindra Sukoharjo, Eko Sapto Purnomo, membenarkan adanya aspirasi dari akar rumput yang menolak wacana tersebut.
“Ada penolakan dari kader Gerindra Sukoharjo tentang masuknya Budi Arie. Ini murni aspirasi dari akar rumput. Kami berharap DPP menanggapinya dengan serius dan mempertimbangkan dampaknya terhadap soliditas partai,” ujar Eko Sapto, Sabtu (8/11/2025).
Sikap serupa disampaikan Wakil Ketua DPRD Sukoharjo sekaligus kader Gerindra, Joko Nugroho, yang menegaskan penolakan tersebut merupakan hasil kesepakatan bulat dari seluruh struktur partai di wilayahnya.
“Kami ingin Gerindra tetap diisi oleh kader yang tumbuh dari bawah dan memahami nilai perjuangan partai, bukan orang yang datang ketika partai sudah berkuasa,” tegas Joko.
Ia menambahkan, kekhawatiran muncul karena masuknya tokoh luar secara instan dapat menggeser nilai-nilai perjuangan yang dibangun sejak awal.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]