Negeri ini, kata Putri, butuh sosok pemimpin yang kuat dan mencintai rakyatnya dengan penuh ketulusan. Bukan pemimpin arogan yang belum apa-apa sudah mengklaim dirinya majikan dan rakyat Indonesia seolah budaknya.
“Memang saat ini baru satu orang yang dideclare sebagai Capres. Namun, berkaca pada apa yang dilakukan selama menduduki jabatan strategis, rasanya sangat tidak pas. Coba saja lihat ketika menjadi Mendikbud, pertanggungjawaban dana Frankfurt Book Fair 2015 sebesar Rp 146 miliar, tidak jelas. Bahkan KPK bak macan ompong dalam mengusut kasus ini,” ucap Putri keras.
Baca Juga:
Jimmy Carter Wafat di Usia 100 Tahun, Mantan Presiden AS dengan Warisan Diplomasi dan Kontroversi
Lanjutnya, demikian juga saat memimpin Ibu Kota. Dugaan penyelewengan dananya begitu besar dengan item-item yang mengada-ngada, seperti lem aibon, pulpen, peti mati, dan lainnya. Bahkan, gelaran Formula E yang dipaksakan, tak jelas laporannya.
“Jangankan menjadi Presiden, menjadi bakal capres pun rasanya tidak layak. Apakah kita mau memilih pemimpin seperti itu? Apalagi para pendukungnya nampak begitu arogan dan gemar merendahkan sesamanya,” tukas Putri.
Seperti yang terjadi pada aksi demo pendukung Capres AB yang dengan lantang berteriak, “Kami adalah majikan kalian. Kami adalah pemilik bangsa. Kami adalah pemilik kedaulatan Indonesia”.
Baca Juga:
Natal Aman, Wapres Gibran Ucapkan Terima Kasih
Dia menambahkan, di media-media sosial bisa dilihat ada indikasi upaya dari pendukung Capres ini untuk merubah dasar negara. “Indonesia bisa lenyap. Jerih lelah para pahlawan bakal tinggal kenangan saja,” jelasnya.
Putri mengingatkan, kekuasaan di tangan orang yang tidak bertanggung jawab akan menjadi tirani yang berpotensi menghancurkan negeri elok ini.
“Jangan biarkan hal itu terjadi! Mari bersama kita jaga Ibu Pertiwi. Salah satunya dengan memilih pemimpin yang paling tidak mendekati sosok Jokowi, punya hati tulus melayani rakyat,” tuturnya.