WahanaNews.co, Jakarta - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), memberikan pandangannya mengenai kemungkinan terbentuknya poros koalisi baru jika Pilpres 2024 memasuki dua putaran.
Dalam skenario Anies-Cak Imin lolos putaran kedua dan Ganjar-Mahfud tersingkir, JK menilai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri lebih mungkin menerima Anies Baswedan sebagai capres yang didukung oleh partainya di Pilpres 2024.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
"Saya kira iya (Mega menerima Anies sebagai capres yang didukung) karena lebih sulit beliau untuk menerima Pak Jokowi atau menerima Pak Prabowo dalam kenyataannya lebih sulit," kata JK dalam Podcast Political Show CNN Indonesia yang disiarkan Selasa, (23/01/24).
JK mengaku kenal baik dengan pribadi-pribadi yang berkontestasi di Pilpres 2024, termasuk Megawati. Ia menyebut Megawati merasa paling tidak senang ketika dikhianati.
Oleh karena itu, menurut JK, lebih mungkin PDIP menjalin koalisi dengan partai pengusung Anies jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
"Saya tahu betul pribadi masing-masing, contohnya Bu Mega. Tentu kalau ada tidak senang, ya tidak senang aja gitu, ya. Jadi merasa dikhianati wah itu paling berat tuh," ujar dia.
"Paling berat, jadi saya kira agak sulit tuh katakanlah bergabung kembali dengan apa yang didukung oleh Pak Jokowi. Jadi kalau tidak di situ maka ke sini," sambungnya.
Lebih lanjut, JK menilai bukan mustahil PKS dan PDIP yang kerap disebut bertolak belakang, malah berpeluang ada di poros koalisi yang sama.
Menurut JK, tak ada lawan ataupun kawan politik yang abadi dalam politik. Ia menyebut seluruh partai politik ingin meraih kekuasaan.
"Seperti saya katakan politik itu tidak ada lawan dan kawan abadi dan kepentingan abadi dan semua kepentingan partai itu ingin mempunyai kewenangan ingin berkuasa tidak ada partai yang didesain untuk oposisi," jelas dia.
[Redaktur: Sandy]