WahanaNews.co | Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dipastikan hadir dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dengan para ketua umum partai di Istana Merdeka.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memastikan hal itu. Namun, ia tak memberi keterangan lebih lanjut mengenai pertemuan tersebut.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
"Betul, Ibu Mega hadir," kata Hasto, Selasa (2/5).
Selain Mega, Ketua Umum PAN Zulkifli hasan juga dipastikan hadir. Zulhas meninggalkan rangkaian kegiatan di Papua demi memenuhi undangan Jokowi.
Partai pendukung pemerintah yang dipastikan tak hadir baru Partai NasDem. Ketua DPP Partai NasDem, Charles Meikyansyah menyebut partainya belum menerima undangan pertemuan itu.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
"Yang jelas sampai saat ini tidak ada undangan ke Ketum Partai NasDem Pak Surya Paloh atau Sekjen (Johnny G. Plate)," ungkap Charles saat dihubungi, Selasa (2/5).
Pertemuan Jokowi dengan ketua umum partai ini disebut sebagai kelanjutan atas pertemuan serupa di Kantor DPP PAN Jakarta beberapa pekan lalu. Kala itu, lima ketua umum partai beserta Jokowi bicara soal pembentukan koalisi besar.
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy menyebut pertemuan kedua antara Presiden Jokowi dengan ketua umum partai malam ini akan membahas koalisi Ganjar-Prabowo.
Romy, sapaan akrabnya, membenarkan pertemuan akan digelar tanpa kehadiran Partai NasDem. Pertemuan akan dibalut dalam suasana halal bihalal pascalebaran.
"Pertemuan nanti malam yang rencananya dihadiri seluruh ketum-ketum parpol pendukung pemerintah minus NasDem, berpotensi mewujudkan koalisi besar dengan formasi Ganjar-Prabowo sebagai capres-cawapres," kata Romy melalui keterangan tertulis, Selasa (2/5).
Romy memahami koalisi Ganjar-Prabowo bertolak belakang dengan keadaan saat ini. Saat ini, baik Ganjar maupun Prabowo digadang-gadang sebagai calon presiden.
Meski demikian, ia melihat masih ada kemungkinan duet tersebut terwujud pada Pilpres 2024. Menurutnya, keputusan ada di tangan Prabowo.
"Tentu hal ini terpulang ke Prabowo, apakah bersedia menjadi cawapres di tengah amanat partainya untuk menjadi capres," ujarnya.[eta]