WAHANANEWS.CO, Jakarta - Indonesia kini resmi memiliki kapal cepat rudal (KCR) pertama berbasis teknologi hybrid dengan bahan bakar biofuel, setelah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali meresmikan pemberian nama KRI Belati-622.
KRI Belati-622 digadang menjadi simbol modernisasi armada TNI AL karena memadukan efisiensi bahan bakar, daya operasi lebih lama, serta keberlanjutan lingkungan.
Baca Juga:
Danlanal dan Kapolres Nias Bertemu Bahas Stabilitas Keamanan
"Kapal ini betul-betul hemat bahan bakar karena dengan teknologi hybrid, dia bisa beroperasi dengan waktu yang cukup lama. Dan dia menggunakan biodiesel, sehingga ramah lingkungan," kata Ali usai acara Ship Naming KCR KRI Belati-622 di Dermaga Jetski Cafe, Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Rabu (1/10/2025).
Kapal tersebut dibangun oleh perusahaan nasional PT Tesco Indomaritim dengan dukungan penuh Kementerian Pertahanan dan ditargetkan rampung pada akhir Oktober 2025.
KRI Belati-622 hadir menggantikan KRI Rencong-622 buatan Korea Selatan yang mengalami kebakaran pada 2018.
Baca Juga:
Italia Tawarkan Kapal Induk Giuseppe Garibaldi, Indonesia Harus Sekalian Beli 30 Jet Tempur Harrier
Setelah resmi diserahkan, kapal ini akan memperkuat jajaran Komando Armada (Koarmada) III di wilayah perairan timur Indonesia.
“Ini adalah kebanggaan bagi Indonesia karena ini dibangun oleh tangan-tangan para pemuda dan pemudi putra daerah dari Indonesia langsung," ungkap Ali.
Meski dikerjakan oleh tenaga dalam negeri, sejumlah perusahaan asing turut dilibatkan dalam proses pengembangannya, khususnya dalam bidang persenjataan.
Tiga perusahaan pertahanan asal Turki yaitu Aselsan, Roketsan, dan Havelsan disebut menjadi mitra penting dalam pengadaan sistem persenjataan kapal ini.
Ke depan, TNI AL menargetkan penambahan lebih banyak KCR sebagai bagian dari upaya memperkuat armada laut nasional.
Saat ini, empat KCR lama akan diganti dan masih dibutuhkan empat unit tambahan untuk memenuhi kebutuhan operasional.
Selain itu, dua KCR juga tengah dalam proses pembangunan di Turki sebagai bagian kerja sama pertahanan kedua negara.
“Kalau bisa sebanyak-banyaknya (KCR), terutama di perairan-perairan yang sempit, maka kapal KCR ini sangat efektif," ujar Ali.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]