WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya kembali menegaskan langkah seriusnya dalam mengungkap misteri kematian Arya Daru Pangayunan (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban kuning, dengan memeriksa tiga sosok penting yakni Vara, Dion, dan seorang sopir taksi.
Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak menyampaikan pada Kamis (2/10/2025), bahwa ketiganya masuk dalam daftar 24 saksi yang sudah dimintai keterangan.
Baca Juga:
Jejak Keramahan Zetro Leonardo Purba, Diplomat Indonesia yang Gugur di Peru
“Ke-24 saksi yang diperiksa tersebut, termasuk salah satunya adalah dengan inisial V dan dengan inisial D,” ujar Reonald.
Ia menambahkan, “Bapak Direktur Reserse Kriminal Umum juga sudah menyampaikan termasuk sopir taksi, salah satu taksi yang ada di Jakarta. Bahkan disebutkan itu nomor taksinya nomor berapa.”
Meski demikian, Polda Metro Jaya menegaskan tetap menghormati langkah-langkah yang ditempuh oleh pihak keluarga diplomat tersebut.
Baca Juga:
Pengurus Toga Purba Se-Jabodetabek Desak Pemerintah Usut Tuntas Penembakan Diplomat Zetro Leonardo Purba di Peru
Dalam waktu dekat, penyidik akan bertemu dengan keluarga Arya Daru Pangayunan untuk memaparkan hasil penyelidikan serta barang bukti yang dianggap janggal oleh pihak keluarga.
“Dalam waktu dekat ini penyelidik akan segera bertemu dengan pihak keluarga dan kembali menjelaskan,” jelas Reonald.
“Penyelidik siap untuk menunjukkan seluruh alat bukti yang ditemukan oleh penyelidik di depan keluarga, seluruh alat bukti termasuk juga hasil dari CCTV yang real-nya,” tambahnya.
Menurut Reonald, hal ini merupakan bentuk transparansi Polda Metro Jaya dalam menangani kasus, sekaligus menepis dugaan adanya upaya menutupi fakta.
“Bahwa tidak ada niatan untuk menutup-nutupi, tidak ada niatan untuk memframing atau menghilangkan barang bukti, tidak ada,” tegasnya.
Sebelumnya, kuasa hukum keluarga Arya Daru Pangayunan, Nicholay Aprilindo, menyoroti keberadaan sosok bernama Vara dalam rapat bersama Komisi XIII DPR RI di Jakarta pada Selasa (30/9/2025).
Nicholay mengungkapkan, Vara sempat menemani Arya sebelum ditemukan tewas.
"Tolong didalami pemeriksaan dan dikembangkan pemeriksaan pertama terhadap seseorang bernama Vara yang saat itu berada bersama almarhum ketika dari Kemlu ke makan siang di Pos Bloc, kemudian pada sore harinya berada di Grand Indonesia," ungkap Nicholay.
Ia juga meminta aparat penegak hukum memperhatikan peran Dion dan sopir taksi yang sempat mengantar perjalanan dari Kemlu menuju mal.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menjelaskan pada Selasa (29/7/2025), bahwa sejauh ini penyidik belum menemukan indikasi keterlibatan pihak lain.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ucapnya dalam konferensi pers.
Meski begitu, ia menegaskan kasus belum ditutup dan masih terbuka bagi informasi baru yang mungkin muncul.
Hasil pemeriksaan luar tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo menemukan sejumlah luka pada tubuh korban, antara lain luka lecet di wajah dan leher, luka terbuka di bibir, memar pada wajah, bibir, dan lengan kanan, serta tanda-tanda perbendungan.
Pemeriksaan dalam juga menunjukkan adanya darah berwarna gelap dan encer, lendir serta busa halus pada batang tenggorok, paru-paru yang sembab, serta tanda perbendungan di seluruh organ dalam.
Tidak ditemukan penyakit atau zat berbahaya yang dapat mengganggu pertukaran oksigen pada tubuh korban.
“Maka sebab mati almarhum akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas,” jelas dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.F.M., dokter forensik RSCM.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]