WAHANANEWS.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam, merespons sorotan publik terhadap gaya hidup mewah keluarga pejabat Polri, termasuk viralnya perayaan ulang tahun Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel), Inspektur Jenderal Rosyanto Yudha Hermawan.
Ia mengingatkan bahwa kepolisian harus lebih peka terhadap kondisi sosial dan menghindari pamer kemewahan di ruang publik.
Baca Juga:
Buntut 'Nyanyian' Bandar Narkoba, Kapolres-Kasat Labuhanbatu Diperiksa
"Kami selalu mengingatkan bahwa seluruh anggota Polri tidak boleh hidup bermewah-mewahan atau menunjukkan kemewahan di hadapan publik. Ini juga telah menjadi imbauan dari institusi kepolisian, termasuk Kapolri sendiri," ujar Anam kepada Tempo, Jumat (28/2/2025).
Anam menekankan bahwa di tengah kondisi ekonomi yang sulit, aparat kepolisian harus lebih sensitif terhadap situasi masyarakat.
Menurutnya, kritik publik yang muncul di media sosial merupakan bentuk pengingat agar Polri tetap berpegang pada prinsip hidup sederhana dan tidak berjarak dengan rakyat.
Baca Juga:
Diduga Minta Uang dan Hentikan perkara, Oknum Polisi Aiptu Irmansyah di Sidang Etik
"Kritik dari masyarakat di media sosial itu adalah bagian dari pengingat bahwa seruan untuk hidup sederhana tetap relevan dan harus dipatuhi," kata Anam.
Sorotan terhadap gaya hidup mewah pejabat Polri kembali mencuat setelah viralnya unggahan perayaan ulang tahun ke-55 Kapolda Kalsel, Irjen Rosyanto Yudha Hermawan.
Acara yang diklaim sebagai syukuran dan doa bersama menjelang Ramadan itu mendapat kritik karena dianggap berlebihan, terutama di tengah kebijakan pemangkasan anggaran.
Tak hanya itu, publik juga menyoroti akun media sosial @ghazyysuck3r, yang diduga milik anak Kapolda Kalsel, karena sering memamerkan gaya hidup mewah atau flexing.
Salah satu unggahan yang ramai dibahas adalah transaksi rekening dengan nominal lebih dari Rp1 miliar serta perjalanan menggunakan jet pribadi.
"Bangun, coba lihat ini, anaknya bisa transfer lebih dari Rp1 miliar dan naik jet pribadi," tulis salah satu netizen di platform X, menandai akun-akun pejabat terkait, termasuk @DivHumas_Polri dan @ListyoSigitP.
Kasus ini kembali menimbulkan perdebatan mengenai efektivitas reformasi kultural di tubuh Polri yang selama ini digaungkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Salah satu poin utama reformasi tersebut adalah seruan untuk hidup sederhana agar institusi kepolisian lebih dekat dengan masyarakat.
Menanggapi kritik ini, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri mengapresiasi peran aktif masyarakat dalam mengawasi kinerja kepolisian.
"Kami sangat menghargai pengawasan dan perhatian publik terhadap institusi Polri," tulis Divpropam melalui akun media sosial resminya, Kamis (27/2/2025).
Propam juga menegaskan bahwa evaluasi internal akan terus dilakukan guna memastikan seluruh anggota Polri tetap berpegang pada prinsip profesionalisme dan integritas.
"Kami bekerja bukan hanya untuk masyarakat, tetapi juga bersama masyarakat!" demikian pernyataan resmi dari Divpropam.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]