WahanaNews.co | Kader dan pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany mengundurkan diri dari partainya. Keputusan Tsamara ini masih mengundang banyak tanya.
Ada yang menduga Tsamara bakal bergabung dengan partai politik lain.
Baca Juga:
Erick Thohir Dinilai Layak Masuk Bursa Cawapres
Di sisi lain ada juga yang menduga partai yang didominasi anak muda namun mendukung rezim Joko Widodo 3 periode itu akan bubar usai Tsamara keluar.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengamini mundurnya Tsamara cukup berdampak bagi kelangsungan PSI. Menurut Adi, Tsamara memiliki market politik yang besar di PSI.
Hilangnya Tsamara berpotensi menghilangkan para pendukung PSI di pemilihan umum 2024 mendatang.
Baca Juga:
Dugaan Lesti Kejora 'Prank' KDRT se-Indonesia, Ini Respons Tsamara Amany
"Karena suara Tsamara itu kan jauh lebih besar daripada suara PSI kan waktu dia menjadi caleg. Itu kerugian politik elektoral. Tentu ini kurang baik, menjadi kabar yang kurang baik bagi PSI menuju jalan panjang di 2024," kata Adi, Selasa (19/4).
Adi juga mengatakan menjelang Pemilu 2024 saat ini, akan sulit bagi PSI untuk mendapatkan sosok pengganti seperti Tsamara. Menurutnya, dalam kepengurusan PSI kini, belum ada 'second layer' Tsamara di dalamnya.
"Belum ada jubir yang kemudian sepopuler Tsamara di level PSI. Apalagi mau cari orang lain, penggantinya Tsamara, tentu bukan perkara gampang. Mungkin bisa banyak anak muda yang direkrut, cantik dan muda. Tapi kan yang mendapatkan penerimaan dari publik kan agak sedikit jarang," ujarnya.
PSI Sulit Lolos di Pemilu 2024
Lebih lanjut, Adi menyebut elektabilitas PSI untuk lolos di pemilu 2024 saat ini sudah cukup sulit dengan atau tanpa kehadiran Tsamara. Menurutnya, tiadanya Tsamara tentu menambah potensi gagalnya kembali PSI dalam meraih kursi di DPR.
"Memang sejak awal, mau ada Tsamara [atau tidak] memang berat untuk lolos ke parlemen itu, apalagi enggak ada Tsamara. Semakin oleng aja kan. Salah satu kekuatan politiknya, salah satu magnet politiknya hilang secara perlahan bagi PSI," ucapnya.
Senada, Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menilai hilangnya Tsamara dari tubuh PSI akan berdampak cukup besar bagi pemilu 2024 mendatang.
Berkaca pada Pemilu 2019 silam, Kunto berujar Tsamara memiliki kapabilitas untuk menghimpun suara yang besar. Sehingga, kosongnya posisi Tsamara harus segera diisi oleh yang baru.
"Tentu saja susah. Mbak Tsamara ini terkenal pintar dan kritis dan sudah vokal sejak jauh-jauh hari," kata Kunto, Selasa (19/4).
"Akan sangat susah mencari profil kader seperti Mbak Tsamara Amany di PSI. Namun tidak menutup kemungkinan PSI harus segera mendorong kader-kadernya yang potensial untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Mbak Tsamara," sambung dia.
Kunto bahkan menyarankan posisi Tsamara sebagai vote getter diisi oleh politisi PDIP Budiman Sudjatmiko. Budiman, ujar Kunto, bisa dijadikan sebagai Ketua PSI mengingat sepak terjangnya di kancah politik.
"Atau mungkin merekrut Mas Budiman Sudjatmiko sebagai ketua PSI yang terkenal visioner dan punya mimpi besar. Mungkin itu bisa jadi salah satu peluang untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Mbak Tsamara Amany," ujarnya. [qnt]