WahanaNews.co | Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengatakan, kandidat calon presiden (capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diharapkan tidak sekedar populer, tetapi juga harus berkualitas dan berintegritas.
"Publik perlu mencari tahu kualitas-integritas dari kandidat Capres 2024 yang berkualitas dan berintegritas. Jadi tidak sekedar berdasarkan popularitas dan elektabilitas dalam hasil survei," ujar Emrus Sihombing, Senin (30/5/2022).
Baca Juga:
Kubu Ganjar Tegaskan Tak Tertarik Dukungan FPI dan PA 212
Ia menyebutkan apabila capres yang dipilih masyarakat hanya berdasarkan popularitas dan elektabilitas, maka akan cenderung membuat kebijakan, program dan tindakan populer asalkan masyarakat nyaman.
"Janji kampanye sebagian berpotensi tidak direalisasikan optimal. Ia pun tidak mempunyai strategi penyelesaian persoalan secara substansi dan holistik, sehingga memunculkan kembali persoalan-persoalan yang relatif sama pada berbagai bidang kehidupan sosial. Tidak pernah menuntaskan akar masalah," terang Emrus Sihombing.
Pemimpin atas dasar popularitas-elektabilitas, kata Emrus Sihombing, akan sangat terbuka kemungkinan membuat kebijakan, program, dan tindakan sekedar menyenangkan saja dalam jangka pendek, namun tetap di bawah kendali kekuatan pemodal dari dalam mapun luar negeri.
Baca Juga:
Relawan GPGP Nilai Konsep Blue Economy Ganjar Strategis untuk Kesejahteraan Rakyat
"Misalnya, membangun atas dasar pinjaman dari berbagai negara dan atau perusahaan swasta dari luar negeri. Gaya kepemimpinan semacam ini akan membuat bangsa kita tidak mampu bersaing dengan negara tetangga sekalipun karena dikendalikan oleh pemberi pinjaman," ungkap Emrus Sihombing.
Masalah kepemimpinan dari sosok Capres tersebut dikatakan Emrus terus-menerus berulang di negeri ini. Pola kepemimpinan semacam ini, kata dia, dilahirkan dari sistem komunikasi politik yang berorientasi pada popularitas dan elektabilitas semata tanpa memperhatikan kualitas dan integritas.
"Untuk itu, menurut hemat saya, negeri ini harus terhindar dari berbagai permainan komunikasi politik yang hanya menekankan pada popularitas dan elektabilitas semata," pungkasnya. [rsy]