Viva meminta PDIP menerima kekalahan dengan jiwa besar. Dia mengatakan PDIP sebaiknya tidak lagi mengorek masa lalu dengan narasi negatif yang akan menebar energi buruk.
"Jika sudah kalah, sebaiknya menerima dengan jiwa besar. Tidak perlu mengorek-ngorek masa lalu dengan bahasa negatif, destruktif, dan toxic. Tidak enak dibaca dan dirasa karena menebar energi buruk," ujarnya.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Viva mengajak semua pihak untuk menatap masa depan dengan optimis. Dia menyebut politik kekuasaan dalam sistem demokrasi konstitusional sebagai jalan terbaik untuk membangun peradaban Indonesia.
"Marilah kita menatap masa depan dengan optimisme. Politik kekuasaan dalam sistem demokrasi konstitusional adalah jalan terbaik untuk membangun peradaban Indonesia," katanya.
Sebelumnya, PDIP merespons Presiden Jokowi yang menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia menjelang berakhirnya masa jabatan. PDIP menganggap permintaan maaf itu sudah terlambat disampaikan sekarang.
Baca Juga:
Pertemuan Hangat Presiden Prabowo dan Presiden ke-7 RI di Kota Surakarta
"Kami tidak merasa ini sesuatu yang perlu dihiraukan terlalu serius atau terlalu jauh karena semuanya sudah cukup terlambat," kata Juru Bicara PDIP Chico Hakim saat dihubungi, Jumat (2/8/2024).
Chico menyebut beberapa kerusakan telah terjadi selama Jokowi memimpin Indonesia. Dia menyinggung secara khusus kerusakan dari sisi demokrasi.
"Apa lagi kerusakan yang telah diakibatkan oleh cara kepemimpinan dan manuver-manuver yang dilakukan oleh kekuasaan, khususnya yang kami maksud adalah kekuasaan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Itu kerusakan-kerusakan di bidang demokrasi dan juga hubungan baik silaturahmi sosial di antara masyarakat yang kita rasakan ada keterpecahan, ada pecah belah di situ, polarisasi, politisasi agama, dan juga berbagai macam hal lain," jelasnya.