WahanaNews.co, Jakarta - Partai Gelora menyampaikan kritik terhadap kemungkinan bergabungnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam koalisi partai politik yang mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
Gelora merasa bahwa PKS seringkali melakukan serangan terhadap pasangan Prabowo-Gibran sepanjang masa kampanye Pilpres 2024.
Baca Juga:
Penyerahan kunci rumah dan Perlombaan Perayaan HUT Kemerdekaan RI Ke-79 di Perumahan TWP - AD Mendalo Residence
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gelora, Mahfudz Siddiq, menyatakan bahwa jika PKS bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), akan terjadi perpecahan antara PKS dan pendukung fanatiknya yang sering menyerang Prabowo-Gibran.
Menurutnya, sikap elit dan pendukung di basis PKS sangatlah berbeda.
"Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya," kata Mahfudz, melansir Republika, Minggu (28/4/2024).
Baca Juga:
Konsolidasi Partai Gelora Kota Bekasi Siap Menangkan Tri Adhianto di Pilkada 2024
Dia menjelaskan, pendukung PKS selama masa kampanye getol melakukan serangan negatif secara masif terhadap Prabowo- Gibran dan juga Presiden Joko Widodo (Jokowi). Serangan itu pun dibungkus dengan narasi ideologis.
Salah satunya, kata Mahfudz, adalah narasi Nabi Musa AS tidak berutang kepada Firaun untuk menganalogikan bahwa capres Anies Rasyid Baswedan tidak berutang kepada Prabowo yang mengusungnya pada Pilgub DKI Jakarta 2017. Sebagai catatan, PKS adalah partai pengusung Anies-Muhaimin di Pilpres 2024.
Mahfudz menambahkan, pendukung PKS juga kerap menyebarkan narasi adu domba, bahkan sebelum Pilpres 2024.
Salah satu contohnya adalah cap pengkhianat kepada Prabowo karena bergabung dalam kabinet pemerintahan Jokowi usai Pilpres 2019.
"Ketika pada 2019 Prabowo Subianto memutuskan rekonsiliasi dengan Jokowi, banyak cap sebagai pengkhianat kepada Prabowo Subianto. Umumnya datang dari basis pendukung PKS," kata Mahfudz yang dulunya merupakan salah satu elite PKS.
Pada sisi lain, PKS, bersama PKB dan Partai Nasdem yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, terlihat mendukung Anies-Muhaimin dalam Pilpres 2024.
Namun, setelah kandidat mereka kalah, Koalisi Perubahan mengalami pembubaran. PKB dan Nasdem segera bergabung dalam koalisi partai yang mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
Sementara itu, PKS masih menunjukkan minatnya untuk bergabung dalam koalisi yang dipimpin oleh Prabowo.
Para elit PKS memberikan ucapan selamat dan turut hadir dalam acara penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Rabu, 24 April 2024.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Jenderal PKS, Habib Aboe Bakar Al-Habsyi, menyatakan harapannya agar Prabowo mengunjungi markas PKS.
Beberapa hari kemudian, Aboe mengundang Prabowo untuk hadir dalam acara perayaan ulang tahun partai yang digelar di markas PKS pada hari Sabtu. Namun, Prabowo tidak dapat hadir dalam acara tersebut.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]