WahanaNews.co, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik menolak PKS untuk bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran lantaran kerap mengeluarkan narasi yang mengadu domba dan membelah masyarakat.
"PKS selama ini kerap memunculkan narasi yang mengadu domba dan membelah masyarakat," kata Mahfuz dalam keterangan resminya, Minggu (28/4/2024).
Baca Juga:
Penyerahan kunci rumah dan Perlombaan Perayaan HUT Kemerdekaan RI Ke-79 di Perumahan TWP - AD Mendalo Residence
Mahfuz mencontohkan PKS selama masa kampanye Pilpres 2024 kerap melakukan serangan negatif kepada Gibran Rakabuming Raka serta Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia juga menilai PKS sempat mengeluarkan narasi dan cap pengkhianat kepada Prabowo lantaran bergabung dalam Kabinet pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin usai Pilpres 2019.
"Ketika pada 2019 Prabowo Subianto memutuskan rekonsiliasi dengan Jokowi, banyak cap sebagai pengkhianat kepada Prabowo Subianto. Umumnya datang dari basis pendukung PKS," ujarnya.
Baca Juga:
Konsolidasi Partai Gelora Kota Bekasi Siap Menangkan Tri Adhianto di Pilkada 2024
Mahfuz lantas menegaskan selama ini Jokowi dan Prabowo telah mengingatkan untuk tidak menarasikan membelah politik dan ideologi. Baginya, narasi seperti demikian memiliki risiko membelah masyarakat secara politis dan ideologis.
"Padahal itu yang sering diingatkan oleh Presiden Jokowi dan capres Prabowo," kata Mahfuz.
Selain itu, Mahfuz menilai jika PKS bergabung ke koalisi Prabowo pertanda sinyal ada pembelahan antara PKS dengan massa ideologisnya.