WahanaNews.co | Meski Pilpres 2024 saat ini dipenuhi oleh para bakal Capres dari partai politik, namun peluang Capres alternatif dinilai masih terbuka.
Capres alternatif itu adalah sosok di luar dari nama-nama yang sudah beredar saat ini.
Baca Juga:
Kubu Ganjar Tegaskan Tak Tertarik Dukungan FPI dan PA 212
Capres alternatif juga bisa diajukan oleh masyarakat untuk sosok-sosok yang memiliki gagasan nyata dalam pembangunan Indonesia.
Direktur Lembaga Kata Rakyat, Alwan Ola Riantoby, memaparkan soal itu dalam acara diskusi bertajuk Pemilu 2024, Perlukah Capres Alternatif yang diselenggarakan oleh Kata Rakyat, di Jakarta, Jumat (16/9/2022).
Menurut dia, saat ini Capres yang dibutuhkan adalah yang tidak menimbulkan efek polarisasi dan konflik sosial.
Baca Juga:
Relawan GPGP Nilai Konsep Blue Economy Ganjar Strategis untuk Kesejahteraan Rakyat
Maka, di sinilah peluang dari Capres alternatif.
Dia menyebut sejumlah sosok, seperti Ilham Akbar Habibie, harus dipertimbangkan sebagai salah satu figur Capres alternatif.
Sebab, sepak terjangnya di bidang teknologi sudah teruji.
Dengan begitu, gagasannya diharapkan bisa berguna untuk Indonesia ke depan yang semakin kompetitif.
"Selain Ilham, nama lain yang juga dapat dipertimbangkan ialah Rizal Ramli, sebagai Capres alternatif yang memiliki gagasan dalam bidang ekonomi,” tambahnya.
Peneliti Lembaga Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD), Muhamad Adnan Maghribbi, berpendapat, sekarang adalah kesempatan bagi publik untuk mengajukan nama-nama Capres alternatif, sekalipun tidak populer.
Diakuinya, untuk Capres alternatif pasti ada hambatannya.
Tetapi, tetap ada kesempatan dalam setahun ini.
Dia juga mengajak warga kalangan milenial untuk aktif mencari nama-nama figur Capres alternatif yang memiliki visi dan gagasan.
Peneliti Lembaga Kata Rakyat, Apriyanti Marwah, memaparkan hasil survei di media sosial tentang pandangan warga mengenai Capres pilihan.
Hasilnya, ada 75% responden sebenarnya yang menginginkan dan memilih Capres berdasarkan pada gagasan dan visi.
“Selama ini, Capres populer masih berkutat pada popularitas, belum masuk ke gagasan,” kata Apriyanti. [gun]