Gusma menginisiasi dan membina komunitas Solidaritas Anak Muda untuk Keberagaman dan Toleransi Indonesia (Sakti).
Hari-hari ini, beberapa kali Gusma juga tampak kerap mendampingi Calon Wakil Presiden Gibran saat kunjungan kampanye ke berbagai tempat.
Baca Juga:
Menteri Bahlil Buka Rapimnas II Pemuda Katolik 2024 di Sorong Papua Barat Daya
Misalnya, saat kunjungan ke NTT, lalu saat acara kick off gerakan door to door 2 juta rumah SAKTI sebagai langkah menggaet suara untuk memenangkan paslon Prabowo dan Gibran, di Kota Solo, Kamis (11/1/2024).
“Apakah anda mundur dari PDIP, setelah pengurus lainnya, seperti Ara Sirait mundur?” tanya wartawan.
Stefanus Gusma mengatakan, "pertimbangan saya pamit karena telah berbeda dengan partai soal Pilpres 2024. Saya rasa logis dan etisnya demikian. Dulu saat masih aktivis mahasiswa di Solo saya sudah jadi relawannya Pak Jokowi saat maju walikota, lalu ikut berjuang saat beliau maju Gubernur DKI, dan saat maju Pilpres dua kali. Saya juga koordinator door to doornya Mas Gibran saat maju walikota Solo kmrn. Maka saya berkeyakinan dan mengikuti kata hati saya soal sikap politik ini. Pak Jokowi sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya. Approval ratingnya sangat tinggi. Pilihan politik saya saat ini senafas dengan mayoritas rakyat yang puas terhadap pemerintahan Jokowi. Nah, saya rasa mungkin itu kesamaan dengan mentor saya Bang Ara dalam konteks ini," ujar Gusma, Jumat (26/1/2024) malam.
Baca Juga:
Ratusan Aktivis Katolik Dukung Prabowo-Gibran Karena Gagasan Pembangunan Keberlanjutan
Terkait organisasi Pemuda Katolik yang dipimpinnya, Gusma menjelaskan, Pemuda Katolik punya ketetapan nasional dan rekomendasi terkait Pemilu 2024.
Antara lain, mendukung kader sebagai penyelenggara/pengawas Pemilu, dan mendukung para kader yang sedang maju sebagai caleg diberbagai partai politik.
Saat ini kami punya 76 kader yang bertugas sebagai KPUD/Bawaslu.