WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sontak suasana latihan jelang HUT ke-80 TNI berubah mencekam ketika salah satu prajurit terbaik Korps Marinir, Praka Zaenal Mutaqim, mengalami insiden fatal di udara dan akhirnya gugur setelah sempat dievakuasi dalam kondisi sadar.
Pada Kamis (9/10/2025), Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengungkapkan bahwa insiden bermula saat proses exit dari pesawat dan pembukaan parasut, di mana Praka Zaenal sempat bertabrakan dengan penerjun lain sebelum jatuh ke laut.
Baca Juga:
Jet Siluman F-35 Inggris dan Jepang Bersatu dalam Latihan Taktis Dekat Rusia
“Yang di laut itu, itu murni proses, proses pada saat exit dari pesawat kemudian opening parasut, kemudian terjadilah tabrakan,” ujar Freddy di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Menurut Freddy, fase penerjunan adalah bagian paling berisiko dari latihan militer dan kejadian tabrakan di udara bukan hal yang tidak dikenal dalam dunia penerjunan militer.
“Saya pribadi pernah merasakan itu, di pangkat mayor saya pernah seperti itu dan pernah nyaris meninggal, mungkin enggak jadi kapuspen pada saat itu, dengan kejadian yang sama, jadi di penerjunan itu mungkin dari setiap penerjunan pasti ada beberapa drop yang penerjunnya itu saling bertabrakan di udara,” ungkapnya.
Baca Juga:
Ranpur Amfibi hingga MLRS Vampire, Korps Marinir Uji Kesiapan SGS 2025
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan laporan lapangan, Praka Zaenal berhasil membuka parasut dan mendarat di laut dalam keadaan sadar sebelum kondisinya menurun drastis beberapa saat setelahnya.
“Dan beruntungnya memang pada saat yang laka laut itu almarhum sempat mencabut parasutnya, jadi ada beberapa kejadian yang tidak sempat mencabut parasut karena blackout, begitu tabrakan, blackout, enggak bisa nyabut parasut sampai darat sampai laut,” kata Freddy.
Ia menegaskan bahwa TNI akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh aspek teknis dan keterampilan personel dalam misi penerjunan ke depan.