WahanaNews.co, Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) diyakini bakal bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) apabila Gibran Rakabuming Raka, calon presiden (capres) dari koalisi tersebut, berhasil meraih kemenangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Sejauh ini, hasil hitung cepat atau quick count dari berbagai lembaga survei menunjukkan bahwa Prabowo dan Gibran unggul dibandingkan dengan dua pesaing mereka.
Baca Juga:
Daftar Lengkap 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029 Bakal Ikuti Pelantikan Hari Ini
Dalam konteks ini, pihak Prabowo dan Gibran telah mulai menunjukkan tanda-tanda untuk melakukan pendekatan terhadap pihak lawan politik mereka dalam persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“PKB dan Nasdem punya kecenderungan,” kata Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, melansir Tribunnews, Minggu (18/2/2024).
Adi berpandangan kedua partai itu memiliki kecenderungan berkoalisi dengan pihak pemenang dalam pilpres.
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
Secara khusus, menurut dia, PKB juga tidak pernah menjadi bagian dari oposisi.
“Karena memang mazhab politik PKB itu enggak pernah jadi oposisi. Ya mirip-mirip Golkar The Ruling Party (partai penguasa), jadi siapapun yang menang jadi presiden, kecenderungan besar berkoalisi,” ujar dia.
Sementara itu, jika melihat situasi politik saat ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dianggap kemungkinan menjadi oposisi.
Apalagi, PDI-P telah menyatakan siap menjadi oposisi. Sedangkan, PKS juga memiliki rekam jejak yang kuat sebagai oposisi.
“Kecenderungan per hari ini yang menyatakan selalu siap jadi oposisi adalah PDI-P dan PKS,” ucap Adi.
“Di luar PDI-P dan PKS. Nasdem, PKB, dan PPP ini belum menyatakan secara tegas sikap politik mereka,” tambah dia.
Meski begitu, semua masih bisa berubah tergantung dari keputusan akhir partai politik.
Dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga berpendapat bahwa lebih baik jika pihak yang kalah dalam pemilihan presiden tidak membentuk koalisi dengan pihak yang memenangkan pemilu.
Sebab, menurutnya, jika pihak yang kalah tersebut terlibat dalam koalisi dengan pihak yang menang, pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) akan menjadi tidak efektif.
“Tentu masyarakat berharap agar PDI-P dan PKS tetap berada di luar kekuasaan. Lebih baik lagi jika partai lain seperti Nasdem, PKB, dan PPP juga tidak terlibat dalam pemerintahan,” ujar beliau.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa kubu dari calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mulai menunjukkan tanda-tanda untuk mendekati pihak lawan politiknya.
Sinyal lobi-lobi politik ini sempat diutarakan langsung oleh Prabowo dan Gibran dalam pidatonya usai unggul dalam hasil hitung cepat quick count pemungutan suara di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024).
"Kami akan merangkul semua unsur dan semua kekuatan. Kami akan menjadi presiden dan wakil presiden untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo di Istora Senayan, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Gibran juga mengaku ingin sowan ke pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dalam pidatonya, Gibran menjelaskan, pasangan calon lain adalah saudara.
"Saya juga secara pribadi ingin segera sowan ke paslon nomor 1, paslon nomor 3," ujar Gibran.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]