"Kalau
gerakan ini berhasil, karena ada yang ingin membeli partai kita dan kemudian
ada fasilitatornya, partai kita bisa mengalami kegelapan," ujar SBY.
SBY pun
berpendapat, apabila gerakan itu berhasil, demokrasi Indonesia berada dalam
krisis besar.
Baca Juga:
Pemfitnahan, Marzuki Alie Laporkan AHY ke Bareskrim
Sebab,
partai yang sudah dibangun dan dibina selama puluhan tahun dapat direbut dan
diambil alih begitu saja dengan uang dan kekuasaan.
"Kalau
ini terjadi, negara kita seperti hidup di hutan rimba, yang kuat menang, yang
lemah kalah, salah-benar nomor dua. Hal begitu tentu sangat mencederai rasa
keadilan. Kalau keadilan diinjak-injak, jangan harapkan ada kedamaian, no justice no peace," kata SBY.
Upaya
kudeta di Partai Demokrat ini pertama kali diungkap oleh Ketua Umum Partai
Demokrat Agus Harimurti Yudhyono.
Baca Juga:
SBY Yakin Jokowi Tak Tahu Ulah Moeldoko di Kasus Demokrat
Agus
saat itu menyebut ada gerakan yang ingin merebut kepemimpinan di Partai
Demokrat dengan menyelenggarakan kongres luar biasa.
Gerakan
itu hendak menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu
2024 mendatang.
Pihak
Partai Demokrat menyebut gerakan itu melibatkan Kepala Staf Kepresidenan
Moeldoko serta sejumlah kader dan mantan kader Partai Demokrat Marzuki Alie,
Muhammad Nazaruddin, dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.