WahanaNews.co | Para pecinta kuliner tentunya mengenal kaviar. Istilah ini merujuk pada makanan mewah berbentuk bulat mirip jeli dengan warna kuning kecoklatan atau hitam.
Karena harganya yang mahal, tentu kaviar sering dikaitkan dengan kekayaan dan kebangsawanan.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
Bahkan, kaviar telah dikonsumsi oleh aristokrat kekaisaran Yunani Bizantium pada abad ke-10.
Kini, kaviar banyak disajikan di restoran fine dining sebagai salah satu hidangan mewah.
Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa kaviar ini memiliki harga selangit, dan bagaimana cara terbaik untuk menikmatinya?
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
Nah, berikut jawabannya.
Istilah “kaviar" sebenarnya mengacu pada telur ikan sturgeon yang diawetkan dan tak bisa ditukar dengan telur ikan lainnya.
Ikan sturgeon yang memproduksi kaviar berkualitas terbaik biasanya berasal dari Laut Kaspia, yang berbatasan dengan Rusia, Iran, Kazakhstan, Azerbaijan, dan Turkmenistan.
Namun, karena populasi ikan sturgeon telah menurun hingga 70 persen pada beberapa abad terakhir, muncul larangan penangkapan ikan sturgeon langsung dari Laut Kaspia pada tahun 2008 silam.
Sturgeon juga membutuhkan waktu hingga 25 tahun untuk mencapai kedewasaan dan menghasilkan telur, yang hanya memperburuk kerentanan dan kelangkaan spesies tersebut.
Karena itu, mayoritas perusahaan mulai beralih ke pengembangbiakan ikan prasejarah itu. Artinya, mayoritas kaviar yang dipasarkan saat ini berasal dari peternakan.
Ada banyak jenis kaviar, meski yang paling terkenal adalah kaviar Beluga, kaviar Osetra dari Rusia, dan kaviar Sevruga dari starred sturgeon.
Setiap jenisnya memiliki ukuran, warna, tekstur, dan profil rasa berbeda.
Nah, jenis kaviar dengan harga termahal adalah kaviar Beluga, yaang memiliki warna abu-abu gelap, dengan tekstur lembut dan buttery.
Kaviar satu ini memiliki rasa khas laut yang kaya, dengan sedikit sentuhan rasa nutty.
Kaviar Beluga ini memiliki varian lain, yaitu kaviar Almas yang berasal dari ikan sturgeon beluga albino.
Kaviar ini memiliki warna kuning treang dengan rasa yang lebih kuat dan kaya.
Varian kaviar inilah yang disebut-sebut sebagai varian kaviar termahal di dunia, dengan harga mulai dari 25.000 dolar AS atau kira-kira Rp 357 juga per kilogram.
Kaviar termahal kedua adalah varian Osetra yang memiliki nuansa warna olive.
Profil rasanya serupa dengan kaviar Beluga, meski sedikit lebih manis.
Kendati demikian, kaviar yang paling banyak dipanen adalah kaviar Sevruga yang memiliki profil rasa gurih.
Menurut laporan, produksi kaviar terbesar di dunia ada di Rusia, Iran, China, dan Italia.
Kini, China memproduksi 60 persen kaviar dunia, dengan perusahaan asal Zheijang, Kaluga Queen sebagai produsen terbesarnya.
Sementara, area Brescia di utara Italia menjadi peternakan kaviar terbesar dunia.
Lalu, jika membandingkan kaviar asal Rusia dan Iran, kaviar asal Iran-lah yang dianggap lebih berharga.
Sebab, perusahaan asal Iran, seperti Caspian Monarque, berusaha menciptakan kembali habitat alami sturgeon dengan air dari Laut Kaspia.
Dengan metode tersebut membuatnya menghasilkan produk yang memiliki rasa lebih kuat dan lezat.
Sementara itu, Rusia bergantung pada akuakultur untuk mengatasi populasi spesies ikan sturgeon yang menyusut.
Untuk proses pembuatan, awalnya makanan mewah ini dibuat dengan cara yang sedikit sadis.
Setelah sturgeon dibunuh, sturgeon akan diiris dan kantung telurnya akan dikeluarkan lalu dicuci.
Namun kini, kaviar bisa didapatkan dengan tanpa membunuh ikan. Caranya, dengan proses yang disebut “memerah susu”.
Proses itu melibatkan pemangkasan saluran telur ikan dan memijatnya dari kepala ke ekor sampai telurnya keluar secara alami.
Kemudian, ikan akan dikembalikan ke perairan peternakan, memastikan adanya keberlanjutan dengan mengatur siklus hidup ikan.
Rupanya, ada aturan ketat untuk menikmati hidangan mewah ini.
Banyak orang meyakini bahwa kaviar harus dimakan dari punggung tangan - tepat di antara jari telunjuk dan ibu jari - untuk memastikan kejernihan dan keaslian rasanya.
Ada juga yang menyajikan kaviar secara mentah dan dingin, namun, tidak beku.
Peralatan makan berbahan dasar logam pun tak bisa digunakan saat mengonsumsi kaviar karena dianggap menodai rasa alaminya.
Jadi, gunakan sendok yang terbuat dari mutiara, tulang, atau kayu. Lalu, nikmati kaviar dengan segelas sampanye di sisi kita.
Karena proses pembuatannya yang sangat lama dan permintaan yang terus meningkat, tak mengherankan jika makanan mewah ini memiliki harga selangit, kan? [rin]