WahanaNews.co, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa mereka yang terlibat dalam proses politik dengan menggunakan metode curang akan menghadapi konsekuensi yang serius.
Hasto menggunakan perumpamaan "siapa menabur angin, akan menuai badai" untuk menjelaskan hal ini.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
Hasto menyatakan, "Siapa yang berproses dengan cara tidak benar, siapa yang berproses dengan menanam angin, akan menuai badai."
Pernyataan ini diberikan oleh Hasto dalam sebuah konferensi pers di Media Centre Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Jakarta pada Jumat, (20/10/2023), melansir Kompas.
Pernyataan ini muncul dalam konteks isu mengenai Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden RI Joko Widodo yang juga menjabat sebagai Wali Kota Solo. Gibran telah diusung oleh Partai Golkar sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto pada hari Sabtu, 21 Oktober.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui apakah Gibran akan menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto menyusul putusan Mahkamah Konstitusi yang mengizinkan kepala daerah maju sebagai capres/cawapres kendati belum berusia 40 tahun.
Sebelumnya, PDIP menunjuk Gibran sebagai juru bicara TPN Ganjar-Mahfud. Hal ini tertuang dalam surat instruksi dari DPP PDIP tertanggal 19 Oktober yang memuat daftar nama kepala daerah kader PDIP.
Meskipun demikian, Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menyebut penunjukan itu tidak menjadi masalah jika Gibran diusung sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo.
“Kan ketika disusun oleh PDIP mengusulkan kepala daerah kan sudah lama, faktanya Gibran adalah wali kota yang diusung oleh PDIP. Kalau hari ini ternyata sudah menjadi kader Golkar dan menjadi cawapres dari pasangan lain, ya tentu otomatis akan dicoret dari tim pemenangan,” kata Baidowi.
“Kan nggak mungkin, di sisi lain jadi cawapres, di sisi lain menjadi tim pemenangan. Itu sesuatu yang mustahil, hidup di dua alam dalam politik,” sambungnya.
Di sisi lain, Hasto menyatakan bahwa Indonesia memerlukan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk membangun masa depan negara. Oleh karena itu, menurutnya, semua pihak harus menghindari praktik politik yang curang.
Hasto juga mencatat bahwa pasangan calon Ganjar-Mahfud telah mendapatkan dukungan positif dari masyarakat. Ia menggambarkan Mahfud MD sebagai seorang "pendekar hukum" yang memiliki integritas yang tinggi.
"Posisi Prof. Mahfud MD sebagai seorang yang berjuang dalam bidang hukum, pembela rakyat kecil, dan seorang wasit yang adil di tengah persaingan antara politisi dan pengusaha adalah sesuatu yang diperlukan. Kita memerlukan sosok yang memiliki kredibilitas dan integritas," ujar Hasto, mengutip Antara.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]