WahanaNews.co, Jakarta - Lembaga survei LSI Denny JA membandingkan elektabilitas paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md menjelang Pemilu 2024. LSI Denny JA menyampaikan elektabilitas Prabowo-Gibran mulai menjauhi Ganjar-Mahfud.
Survei digelar pada 6-13 November 2023 dengan melibatkan 1.200 responden. Para responden dipilih secara acak atau multistage random sampling.
Baca Juga:
Era Baru Kendaraan Dinas, Menteri dan Eselon 1 Akan Gunakan Maung Buatan PT Pindad
Metode survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Adapun margin of error survei sebesar 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil survei, pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan elektabilitas 40,3%. Sementara itu, pasangan Ganjar-Mahfud mendapatkan 28,6%.
Berikut ini perbandingan elektabilitas ketiga capres dalam 3 bulan terakhir versi LSI Denny JA:
Baca Juga:
Retreat Kabinet di Magelang Lancar, PLN Sukses Amankan Listrik Secara Berlapis
September
Prabowo-Gibran 39,3%
Ganjar-Mahfud 36,3%
Anies-Cak Imin 15%
TT/TJ 8,8%
Oktober
Prabowo-Gibran 36,8%
Ganjar-Mahfud 35,3%
Anies-Cak Imin 17,2%
TT/TJ 10,7%
November
Prabowo-Gibran 40,3%
Ganjar-Mahfud 28,6%
Anies-Cak Imin 20,3%
TT/TJ 10,8%
Pembicara LSI Denny JA Adjie Al Faraby lantas menyoroti secara khusus perbedaan elektabilitas antara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud dalam 3 bulan terakhir. Dia menyebut tren elektabilitas kedua paslon ini semakin menjauh.
"Ada tren elektabilitas yang makin menjauh antara pasangan Prabowo-Gibran dan pasangan Ganjar-Mahfud, kita punya trackingnya ada 3 survei terakhir. Dari bulan Januari sampai November, kami ambil 3 data terakhit, 3 periode survei terakhir di September-Oktober-November 2023," kata Adjie Al Faraby saat memaparkan survei, Senin (20/11/2023).
Dia lantas membeberkan hasil survei 3 bulan terakhir Prabowo-Gibran. Menurutnya, elektabilitas Prabowo-Gibran justru semakin tinggi pasca ditetapkan oleh KPU RI.
"Di saat September dan Oktober walau belum ada penetapan calon, tapi survei kita lakukan dengan lakukan simulasi paslon, sehingga terlihat di bulan September ada capres yang kita uji. Saat itu Prabowo di angka 39,3%, di Oktober 36,8%, kemudian sekarang di 40,3% pasca penetapan paslon," ucapnya.
Namun, dia menyebut kondisi berbeda justru terjadi pada Ganjar-Mahfud. Pasca ditetapkan KPU, kata dia, elektabilitas Ganjar-Mahfud justru turun.
"Ganjar pada September 36,3%, Oktober 35,3%, sekarang turun jauh hanya di angka 28,6%," ucapnya.
"Kemudian, Anies-Cak Imin saat September kita lakukan survei, dan saat survei kita rilis memang waktu itu sempat banyak komplain dari timnya Anies maupun Cak Imin, tapi kita lihat sekarang trennya mengalami kenaikan dari 15% pada September 2023, kemudian Oktober naik 17,2%, lalu naik lagi November 20,3%," lanjutnya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]