Proses Penelitian Tentang Kebahagiaan
Para peneliti mencoba lebih mencermati aspek kebahagiaan di banyak budaya. Nantinya temuan yang menjadi aspek penelitian akan diintegrasikan menjadi sebuah model.
Baca Juga:
Studi Ungkap Alasan Konsumen Indonesia Kepincut dengan Mobil China
Mereka menggunakan standar PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses) atau item pelaporan pilihan untuk tinjauan sistematis dan meta-analisis.
Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi hampir 2.500 makalah penelitian peer-review tentang kebahagiaan. Dengan menerapkan standar kualitas yang ketat, 155 studi dipilih untuk analisis mendalam.
Hasilnya, mereka mengurutkan bila kebahagiaan selalu berhubungan dengan 3 kategori. Ketiganya kemudian dibagi kembali menjadi beberapa sub-kategori.
Baca Juga:
Mau Terlihat Awet Muda? Coba 5 Jenis Olahraga Ini
Seperti kategori kesehatan memiliki sub-kategori kesehatan mental, emosional, dan fisik. Selanjutnya ada harapan memiliki sub-kategori tujuan hidup, perkembangan pribadi, dan keadaan ekonomi.
Terakhir ada kategori keharmonisan yang berkaitan dengan faktor sosial, keluarga, budaya, agama, dan lingkungan.
Setelah disatukan dalam satu model bernama Integrated Model of the Determinants of Happiness (IMDH) atau Model Integrasi Determinan Kebahagiaan, para peneliti merinci banyak aspek kebahagiaan yang telah teridentifikasi termasuk dengan dampak positif dan negatifnya.