Para peneliti ini percaya kepunahan besar-besaran terutama
disebabkan oleh manusia yang berburu burung untuk dimakan, atau oleh burung
yang mendiami pulau dan kemudian manusia memakan burung atau telurnya.
Baca Juga:
Ini Alasan Elon Musk Ubah Logo Twitter Jadi 'X'
Target Buruan
Mengutip ZME Science, sekitar 90 persen spesies burung
tinggal di pulau. Ketika manusia tiba di pulau itu, burung-burung diburu, atau
menjadi korban hewan lain yang diperkenalkan oleh manusia, seperti babi, tikus,
monyet, dan kucing.
Sebagian besar spesies burung punah ini berukuran besar,
bahkan massa tubuh spesies yang punah ini ditemukan hingga 10 kali lebih besar
dari spesies yang masih hidup.
Baca Juga:
Zudan Arif Tak Benci Pelapor Usai Diadukan Soal Analogi 'Burung'
Burung yang lebih besar menyediakan makanan dalam jumlah
besar bagi manusia, sehingga mereka menjadi target pilihan para pemburu.
Studi sebelumnya telah menemukan fenomena serupa di antara
mamalia dan reptil, terutama kadal dan kura-kura yang hidup di pulau-pulau.
Yang lebih besar pasti akan jadi buruan manusia dan punah.
Dikatakan juga sebagian besar spesies burung yang punah
tidak dapat terbang, dan sering kali tidak dapat melarikan diri dari
pemburunya. Salah satu contoh adalah burung moa di Selandia Baru. 11 spesies
Moa punah dalam 300 ratus tahun karena perburuan oleh manusia.