Para pembuat sake disebut toji, yang bukan hanya pengrajin, melainkan juga penjaga tradisi leluhur. Meskipun kini teknologi modern mempermudah produksi, banyak pabrik sake skala kecil masih setia menggunakan metode kuno.
2. Budaya Bir Belgia
Baca Juga:
Dosen FE Unimed Bawa Danau Toba Raih Penghargaan Tertinggi UNESCO
Belgia kerap disebut sebagai surga bagi pencinta bir. Negara kecil di Eropa Barat ini memiliki lebih dari 1.500 jenis bir dengan beragam gaya dan rasa. Dari bir lambic yang difermentasi secara alami hingga bir Trappist yang dibuat para biarawan, masing-masing punya cerita panjang dan mendalam.
Pada 2016, UNESCO mengakui budaya bir Belgia sebagai warisan budaya takbenda. Menurut UNESCO, tradisi ini adalah "warisan hidup yang berkontribusi pada kohesi sosial dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang di Belgia."
Budaya bir di Belgia tidak hanya soal minum, tetapi juga menyangkut cara pembuatan, perayaan, dan nilai kebersamaan. Festival bir seperti Belgian Beer Weekend menjadi momen penting di mana masyarakat dari berbagai kalangan berkumpul, mencicipi beragam bir, dan merayakan identitas budaya mereka.
Baca Juga:
Geopark Merangin: Dari Simbolisme ke Realitas Nyata Pembangunan Daerah
3. Pembuatan Anggur Qvevri di Georgia
Georgia sering disebut sebagai 'cradle of wine' atau tempat lahirnya anggur. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa pembuatan anggur di wilayah ini sudah ada sejak 8.000 tahun lalu, menjadikannya salah satu tradisi minuman tertua di dunia.