Yang membedakan anggur Georgia adalah penggunaan qvevri, yaitu gentong tanah liat berukuran besar yang ditanam di dalam tanah untuk proses fermentasi dan penyimpanan. Metode ini dipercaya menjaga kestabilan suhu dan memberikan karakter khas pada anggur.
UNESCO mengakui tradisi ini pada 2013 sebagai bagian penting dari identitas masyarakat Georgia. Hingga kini, banyak keluarga masih membuat anggur sendiri dengan metode tradisional ini. Anggur bukan hanya produk konsumsi, tetapi juga sarana memperkuat ikatan keluarga dan komunitas, terutama saat perayaan keagamaan atau perjamuan besar.
Baca Juga:
Dosen FE Unimed Bawa Danau Toba Raih Penghargaan Tertinggi UNESCO
4. Keahlian Maestro Roneros Kuba
Kuba dikenal luas dengan rum ringannya yang khas. Di balik popularitas ini, ada para maestro roneros, atau ahli penyulingan rum, yang menjaga warisan penyulingan sejak abad ke-19.
UNESCO pada 2022 menetapkan keahlian maestro roneros sebagai warisan budaya takbenda. Para maestro ini bukan sekadar peracik, melainkan penjaga tradisi. Mereka menguasai seni membaca karakter kayu dalam tong, memahami keseimbangan rasa, serta menjaga kualitas rum yang sudah menjadi simbol nasional Kuba.
Baca Juga:
Geopark Merangin: Dari Simbolisme ke Realitas Nyata Pembangunan Daerah
Menariknya para maestro roneros terikat dalam sebuah kode etik yang menjunjung tinggi keberlanjutan, kebanggaan budaya, dan tanggung jawab sosial. Mereka percaya bahwa keahlian yang dimiliki bukanlah milik pribadi, melainkan milik bangsa.
Rum di Kuba hadir dalam berbagai momen penting, dari pernikahan hingga festival nasional. Bagi masyarakat Kuba, rum bukan hanya minuman, tetapi juga simbol persatuan dan identitas budaya.
5. Jamu dari Indonesia