WahanaNews.co | Mengasuh generasi Alpha merupakan tantangan tersendiri bagi orangtua.
Terlebih para generasi Alpha ini sudah bertumbuh di lingkungan dengan perkembangan teknologi yang pesat dan mungkin berbeda jauh dengan orangtua mereka.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Karena itu, para orangtua sepertinya perlu mengetahui cara mengasuh anak generasi Alpha agar dapat membentuk kepribadian yang positif.
Tips mengasuh anak generasi Alpha
Generasi Alpha adalah sebutan untuk anak-anak yang lahir di tahun 2010 sampai 2025. Saat ini para sebagian di antara mereka ada yang sudah beranjak remaja, sehingga perlu pola pengasuhan tersendiri demi memaksimalkan potensi, hingga membentuk karakter atau kepribadian yang positif.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Misalnya saja saat menggunakan teknologi, pengawasan dan bimbingan dari orangtua memainkan peran penting dalam membentuk karakter mereka.
Berikut lima tips pola asuh orangtua yang bisa diterapkan untuk membimbing para generasi Alpha, seperti disampaikan Tania S. Gorham, MS, LMFT-QS, seorang terapis pernikahan dan keluarga bersertifikat dari JFS Orlando.
1. Memertahankan rutinitas
Para generasi Alpha yang sudah mencapai usia remaja bisa menjadi pribadi yang suka "memberontak" jika tidak diajarkan kedisplinan sejak dini.
Rasa keingintahuan mereka yang begitu besar bisa menimbulkan dampak merugikan bagi diri mereka dan lingkungan di sekitarnya ketika tidak berada di jalur yang benar.
Maka dari itu, sebagai orangtua sepertinya kita wajib mengajarkan tentang kedisplinan yang dimulai dari mempertahankan rutinitas yang dijalani sehari-hari.
Jangan sampai kepribadian anak terpengaruh oleh karakter-karakter yang mereka lihat di internet.
2. Menggabungkan aktivitas kreatif dan baru
Karakter generasi Alpha yang cenderung menyukai banyak hal baru bisa kita bimbing ke arah yang lebih positif. Sejak usia dini, kita sebagai orangtua dapat melatih kreativitas anak melalui gabungan aktivitas kreatif dan edukatif.
Misalnya saja melakukan berbagai aktivitas seni, teka-teki, permainan yang melibatkan kerja sama kelompok dan lain sebagainya. Secara tidak langsung, berbagai aktivitas kreatif dan edukatif ini juga dapat mengasah kemampuan berpikirnya.
Di samping itu, cara tersebut juga bermanfaat bagi mereka agar tidak menjadi pribadi yang pasif saat dia dewasa kelak.
3. Menanamkan nilai-nilai keluarga
Para generasi Alpha sangat mudah mengakses hal apapun yang mungkin dia sukai. Agar kepribadiannya tidak terbentuk dari apa yang mereka peroleh dari internet, akan lebih baik jika keluarga yang menjadi platform utama demi menanamkan kepribadian positif pada anak.
Dengan menanamkan nilai-nilai keluarga, setidaknya mereka akan menjadi anak dengan kepribadian positif yang kelak akan mengakar menjadi kepribadiannya.
Cara ini pun bisa dimulai dari hal-hal menyenangkan yang diciptakan di dalam keluarga. Misalnya saja agenda pergi liburan bersama, melakukan hobi dan lain sebagainya.
4. Tetap terhubung dengan memanfaatkan teknologi
Mengasuh anak di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat mungkin perlu dipertimbangkan para orangtua. Kenalkan anak pada teknologi baru tidak masalah, asalkan diberikan edukasi terkait dampak negatif dari penggunaannya.
Bila perlu awasi tingkah laku anak saat memiliki gadgetnya sendiri dengan berbagai fitur kontrol yang banyak tersedia di platform aplikasi smartphone.
Seperti mengatur screen time, membatasi lingkup media browsingnya agar tidak mengakses laman-laman yang belum cukup umur, hingga berteman di media sosial mereka.
5. Menghadirkan kesenangan di rumah
Hubungan yang aman dan nyaman di rumah dapat menjadi penentu karakter para generasi Alpha saat ia beranjak dewasa.
Sebagai orangtua, kita perlu memastikan anak merasa nyaman, aman dan dicintai di dalam keluarga. Hal ini pun dapat mencegah mereka mencari kenyamanan atau pembenaran dari luar rumah yang sulit dikontrol oleh orangtua. [rna]