WahanaNews.co | Ilmuwan
akan membangun bank sperma dan sel telur di bulan. Aksi ini merupakan bagian
dari pembuatan populasi baru.
Baca Juga:
5 Makanan Tinggi Vitamin untuk Mendongrak Kualitas Sperma
Bank sperma tersebut akan menjadi gudang sel reproduksi,
sperma dan sel telur dari 6,7 juta spesies di Bumi, termasuk manusia. Gudang
tersebut nantinya akan dibangun di bawah permukaan Bulan.
Tujuan dari pembuatan bank sel reproduksi ini adalah untuk
persiapan manusia dalam menghadapi krisis di Bumi seperti bencana alam,
kekeringan, asteroid, dan potensi perang nuklir. Ketika hal itu terjadi,
manusia bisa melestarikan kehidupan di tempat lain selain Bumi.
Peneliti mengatakan bahwa Bumi adalah tempat yang mudah
menguap. Karena ketidakstabilan planet, jika penyimpanan dilakukan di Bumi,
hanya akan membuat spesimen rentan.
Baca Juga:
Masturbasi Bisa Bikin Mandul? Begini Penjelasan Dokter
Penulis penelitian "Lunar Pits and Lava Tubes for a Modern
Ark", Jekan Thanga dan rekan-rekannya dari Universitas Arizona, mengusulkan
untuk memulai semacam eksodus planet dengan mendirikan gudang benih manusia di
bulan sesegera mungkin.
Langkah ini meliputi sel reproduksi di "lubang" Bulan yang
baru-baru ini di temukan. Ilmuwan mempercayai bahwa pernah ada lava mengalir di
"lubang" tersebut.
Ark yang dalam Bahasa Indonesia artinya "bahtera",
berdasarkan presentasi Thanga, bisa melestarikan berbagai spesies jika terjadi
bencana global. "Bahtera" itu terdiri dari tempat penyimpanan dengan suhu yang
sangat rendah.
"Kami masih bisa menyelamatkan manusia sampai kemajuan
teknologi selanjutnya bisa memperkenalkan kembali spesies ini, dengan kata
lain, simpan mereka untuk hari lain," katanya dilansir laman New York Post.
"Lubang" Bulan itu menjadi tempat yang sangat tepat untuk
menyimpan sel reproduksi makhluk hidup. Mereka memiliki kedalaman 80 hingga 100
meter yang bisa menahan perubahan suhu drastis serta ancaman meteorit dan
radiasi.
Thanga mengatakan, ada banyak tumbuhan dan hewan yang kini
terancam punah dan menyebut letusan Gunung Toba di Indonesia 75.000 tahun lalu,
sebagai alasannya. Peristiwa itu, kata dia menyebabkan periode pendinginan
1.000 tahun dan sejalan dengan penurunan keragaman manusia.
Konsep "bahtera" yang serupa sudah digunakan di Svalbard
Global Seed Vault, tempat menyimpan benih tanaman, di pulau Spitsbergen,
Norwegia di Lingkaran Arktik. Ilmuwan mengatakan bahwa struktur batu besar
dapat bertahan dan tidak diganggu oleh manusia atau unsur-unsur lain.
Ada lebih dari 992.000 sampel unik, yang masing-masing
berisi rata-rata 500 benih. Thanga juga mengatakan bahwa misi tersebut sangat
hemat.
Untuk mengangkut 50 sampel dari setiap (6,7 juta sampel sel
reproduksi) spesies akan membutuhkan 250 peluncuran roket. Sebagai
perbandingan, 40 peluncuran diperlukan untuk membangun Stasiun Luar Angkasa
Internasional, yang berada di orbit rendah Bumi, yang berjarak jauh lebih dekat
daripada Bulan.
"Hal ini tidak sebesar itu. Kami hanya sedikit terkejut soal
ini," kata Thanga. [qnt]