Melihat efektivitas mereka, korps ditingkatkan
menjadi 3.000 orang dan sekali lagi membawa kemenangan, yang kali itu dalam
Pertempuran Nagashino pada 1575.
Tentara Nobunaga menjadi yang pertama memiliki
infanteri yang dilengkapi dengan baju zirah lengkap untuk masing-masing orang.
Baca Juga:
Wamendag Roro Dorong Pemanfaatan Peluang Produk Sarang Burung Walet Indonesia di Pasar Jepang
Untuk mengamankan kekuasaannya, Nobunaga
berusaha mengurangi pendapatan daimyo
saingannya dengan menghapuskan tol di semua jalan.
Dia meningkatkan pundi-pundi uangnya sendiri
dengan mencetak mata uang Jepang pertama sejak 958 dan menstandardisasi nilai
tukar antara semua koin yang berbeda yang saat itu digunakan.
Sumber uang lain yang menguntungkan adalah membebaskan
pedagang dari serikat pekerja mereka dan meminta mereka membayar biaya negara
sebagai gantinya.
Baca Juga:
Bertemu Wamen METI Jepang, Wamendag Roro: Pelaku Usaha Indonesia-Jepang Siap Maksimalkan Pemanfaatan IJEPA
Sejak 1571, survei tanah yang ekstensif dimulai
untuk membuat sistem pajak lebih efisien.
Kebijakan lain adalah menyita semua senjata
yang dipegang oleh kaum tani sejak 1576 dan seterusnya, yang disebut
"perburuan pedang".
Sementara itu, Nobunaga terus memperluas
wilayahnya, tujuannya tidak lain adalah menyatukan Jepang, hingga stempel
pribadi Nobunaga bertuliskan "Tenka Fubu", yang artinya penguasaan seluruh
Jepang dengan kekuatan militer.