WahanaNews.co | Inner child merupakan sifat atau sikap kekanak-kanakan yang kemungkinan dimiliki semua orang atas luka lama yang dialaminya. Sisi inner child yang belum pulih sepenuhnya dapat membuat seseorang merasa terganggu dalam bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa.
"Anak kecil" dalam diri itu tidak pergi, tetapi melekat dan membentuk kepribadian kita saat ini dan secara tidak sadar mendorong kita untuk berperilaku atau merespons sesuatu, mengambil keputusan hingga menyelesaikan masalah.
Baca Juga:
Skandal Daycare Depok: Pemilik Omzet Ratusan Juta Bayar Gaji Staf Cuma Rp 250 Ribu
Kondisi seperti ini dapat terbentuk dari seseorang yang belum mampu mengenali dirinya, hingga pengalaman yang dialami saat masih anak-anak.
Tanda sisi inner child sudah healing
Setiap orang mungkin masih memiliki inner child yang terluka sehingga sikap kekanak-kanakannya bertahan hingga tumbuh dewasa. Terkadang sisi kekanak-kanakan itu tersembunyi dan tidak disadari, kemudian muncul diwaktu-waktu tertentu hingga berdampak pada munculnya energi negatif dari dalam diri saat bersosialisasi.
Baca Juga:
Tips Ampuh agar Anak Tidak Stres
Namun ketika sisi inner child itu sudah terpulihkan, energi positif akan menyelimuti dan mempermudah seseorang dalam menjalin hubungan atau bersosialisasi. Tidak mudah untuk menebak apakah sifat kekanak-kanakan yang terpendam itu sudah pulih sepenuhnya.
Namun menurut laman Wellandgood, ada sejumlah tanda-tanda dapat dikenali melalui sifat yang mendominasi bahwa inner child kita sudah healing seiring kita tumbuh dewasa.
1. Dapat mengenali diri sendiri
Tiffani Brown, PhD, seorang psikolog bersertifikat asal AS mengatakan, salah satu pertanda inner child kita sudah pulih adalah saat kita dapat mengenali diri sendiri. Kita tidak lagi mempertanyakan mengapa muncul respons kita terhadap sesuatu, mulai mempertanyakan pola pikir atau tentang emosi yang dirasakan.
Dengan rasa keingintahuan itu, artinya kita dapat memahami pola-pola atau tanggapan tertentu dari kehidupan bahwa inner child sudah pulih.
2. Dapat mengenali pemicu luka batin di masa lalu
Mengenali diri sendiri juga berarti mengidentifikasi luka di masa kanak-kanak dan pemicunya. Pemicu tersebut adalah pengalaman, ingatan atau memori terhadap seseorang, sesuatu atau lokasi apapun yang memicu sisi emosional yang intens.
Dengan menyikapi pemicunya, kita akan lebih mudah untuk mengelola emosi yang mungkin di masa lalu terasa begitu menyakitkan.
Sebagai gambaran, kita sangat tidak terbiasa dengan penolakan di masa kecil sehingga kerap merasakan kekecewaan. Tapi seiring inner child itu pulih, kita mulai mengenali pemicunya lalu secara perlahan dapat menyembuhkan luka batin.
3. Dapat memenuhi kebutuhan inner child
Pemicu gejolak batin merupakan salah satu medium terkuat dan penting untuk menyembuhkan luka di masa lalu. Tapi ketika kita dapat menemukan faktor kebutuhan soal inner child kita untuk dijadikan kekuatan agar terus bertumbuh dan percaya diri, itu menjadi pertanda bahwa healing sedang terjadi.
Memenuhi kebutuhan inner child itu dapat bervariasi, tergantung situasi yang dapat terlihat. Misalnya validasi, kepastian, menenangkan diri, menerapkan batasan atau mereset ulang ekspektasi.
4. Meluangkan waktu untuk menghibur diri
Menjadi orang dewasa sudah pasti memikul tanggung jawab yang besar, terlebih jika kita sudah berkeluarga. Namun jangan lupa untuk meluangkan waktu untuk menghibur diri sendiri atau paling tidak me time.
Memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk me time dapat membantu kita memulihkan inner child yang merugikan. Mencari penghiburan untuk diri sendiri dapat mencakup aktivitas apapun yang membuat kita senang.
Misalnya sekadar duduk di taman, bermain dengan hewan peliharaan atau mencurahkan emosi melalui lukisan jika kita senang melakukannya.
5. Termotivasi dengan hal-hal baru
Inner child yang masih terluka dapat membuat kita terhenti untuk mengejar sesuatu dan imbasnya kita menjadi tidak berkembang dalam kreativitas atau banyak hal lainnya.
Tapi ketika itu sudah pulih sepenuhnya, maka hal itu bisa memicu kita untuk mengejar hal-hal baru, seperti persahabatan, hasrat, tujuan atau cinta. Misalnya saja inner child kita mungkin menginginkan hubungan yang harmonis.
Di saat luka batin sudah pulih, maka kita akan mencari hubungan yang kita inginkan dan membuat kita termotivasi untuk mengejar dan memilikinya.
Lain hal jika kita terus terpuruk dan masih terluka dengan luka batik yang dirasakan. Jika itu tidak disembuhkan, bisa jadi dapat membuat kita merasa terkurung atau takut menjalin hubungan.
6. Tidak lagi mood swing
Salah satu pertanda luka batin di masa kanak-kanak kita sudah healing sepenuhnya adalah kita tidak lagi mood swing. Dengan kata lain, tidak ada lagi atau jarang sekali merasakan perubahan suasana hati yang terlalu drastis.
Luka batin yang sudah pulih itu dapat membuat kita lebih tenang dalam menjalani kehidupan dan mampu mengelola emosi yang dirasakan dengan baik.
7. Menyadari bahwa hidup adalah perjalanan
Tanda terakhir bahwa kita sudah pulih dari pengalaman masa kecil yang tidak mengenakan adalah memahami bahwa hidup adalah perjalanan. Memahami bahwa di dalam kehidupan ada pasang surut atau naik turun seperti roda yang berputar.
Hal tersebut juga membawa pengaruh terhadap pola pikir bahwa kita tetap membutuhkan orang lain dan tidak merasa kita mengalaminya sendirian. Begitu pula dalam pemulihan luka batin di masa kecil.
Usia bukanlah fokus dalam penyelesaian segala macam permasalahan yang kita alami. Tetapi fokus pada pemulihan inner child itulah yang membuat kita semakin menerima diri sendiri. [rna]