Pada saat itu, sang sutradara memang berencana mengangkat perjalanan sengsara Yesus di Bukti Golgota ke layar lebar.
Dari pertemuannya dengan Gibson, Caviezel kemudian mengiyakan tawaran sebagai Yesus karena ia menilai sang sutradara punya komitmen untuk mengangkat kisah Yesus tanpa batasan.
Baca Juga:
Film Baru Agustus 2025: Pilihan Tontonan Lokal dan Internasional Siap Tayang di Bioskop
"Saya tidak melihatnya dan berkata, 'Saya Katolik, dan saya akan berperan sebagai Yesus'," kata Caviezel dikutip dari Today.
Selama memerankan Yesus di Passion of The Christ, Caviezel mengaku melewati perjuangan keras karena proses syuting yang tidak mudah.
Proses pengambilan gambar berlangsung di Italia, termasuk di Studio Cinecittà, kota tua Matera, dan kota Craco (Basicilicata) tahun 2003.
Baca Juga:
Film Believe Usung Kisah Nyata Jenderal Agus Subiyanto dengan Aksi Perang yang Menggetarkan
Caviezel mengatakan, ia bagun pukul 2 dini hari dan membutuhkan waktu 8 jam untuk merias wajah, termasuk mendandani tubuhnya.
Penata rias membutuhkan waktu lama karena mereka harus mensimulasikan luka, bengkak, dan daging yang robek layaknya kisah Yesus yang sebenarnya saat hendak disalib.
Ia mengatakan, proses syuting mengikuti alur perjalanan Yesus, termasuk deretan adegan penyiksaan.