WahanaNews.co | Dampak pandemi Covid-19 bagi dunia usaha memang
gak main-main. Usaha restoran dan café pun terhuyung. Tak terkecuali PT Fast
Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola restoran Kentucky Fried Chicken (KFC).
Baca Juga:
Fakta-fakta Unik KFC yang Belum Banyak Diketahui Konsumen
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) mencatatkan kerugian di
kuartal III-2020 sebesar Rp283,2 miliar. Adapun, nilai itu berbalik dari
periode yang sama tahun sebelumnya dengan laba sebesar Rp124,4 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia
(BEI), Sabtu (28/11/2020), pendapatan FAST di kuartal III-2020 sebesar Rp3,58
triliun atau turun 39,79% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
Rp5,01 triliun, dengan rugi per saham dasar Rp75.
Pendapatan perseroan terdiri atas pendapatan makanan dan
minuman sebesar Rp3,54 triliun atau lebih rendah dari periode yang sama tahun
sebelumnya Rp4,93 triliun; penjualan konsinyasi CD sebesar Rp41,4 miliar atau
lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp68,8 miliar dan jasa
layanan antar sebesar Rp3,5 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama
tahun sebelumnya Rp5,4 miliar.
Baca Juga:
Tim Basket SMA BPK Penabur Cirebon Kawinkan Gelar Juara Honda DBL with KFC 2022 West Java Series
Perusahaan dikelola dan diklasifikasikan aktivitas usahanya
secara geografis yang terdiri atas beberapa Restaurant Support Center (RSC)
seperti Jakarta, Medan, Batam, Makassar, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali,
Palembang dan Balikpapan.
Divisi usaha yang disajikan terpisah dalam pelaporan
informasi segmen operasi adalah RSC Jakarta, RSC Medan, RSC Makassar, RSC
Palembang dan RSC Bandung, di mana RSC Jakarta berkontribusi terhadap
pendapatan paling besar, yaitu sebesar Rp1,27 triliun. dan selanjutnya RSC
Makassar dengan nilai Rp417,35 miliar.
Fast Food Indonesia mencatatkan adanya penurunan beban pokok
penjualan sebesar 22,38% menjadi Rp1,45 triliun dari periode yang sama tahun
sebelumnya Rp1,87 triliun.
Selain itu, perseroan juga mencatat adanya penurunan beban
umum dan administrasi menjadi Rp451 miliar dari sebelumnya Rp471,8 miliar.
FAST mencatatkan liabilitas sebesar Rp2,14 triliun dan
ekuitas Rp1,37 triliun. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp3,51
triliun dibanding periode Desember 2019 sebesar Rp3,40 triliun. [dhn]