WahanaNews.co | Perjuangan Apriyani Rahayu untuk sampai di
titik sekarang tidaklah mudah.
Ia bisa menaklukan segala keterbatasan hingga menjadi juara bulutangkis
dunia.
Baca Juga:
Jepang Open 2022 Digelar Usai Kejuaraan Dunia BWF, Ini Undian Lengkap Wakil Indonesia
Perolehan medali emas Apriyani Rahayu dan Greysia Polii di ajang
Olimpiade Tokyo 2020 begitu menggembirakan.
Seluruh warga Indonesia bangga, sekaligus berterima kasih pada
pebulutangkis ganda putri Indonesia ini.
Apri, sapaan akrab Apriyani, bersama Greysia mampu mengalahkan
pebulutangkis ganda putri China, Chen Qingchen/Jia Yifan.
Baca Juga:
PBSI Gelar Piala Presiden, Ini Reaksi Penghuni Pelatnas Cipayung
Mereka menang dalam dua game dengan skor 21-19 dan 21-15.
Usai kemenangannya, banyak orang kagum mengetahui perjuangan hidup
Apri.
Pasalnya, jalan hidup wanita 23 tahun ini tidak mudah.
Lahir di Konawe, Sulawesi Tenggara, kecintaan Apri akan bulutangkis
sudah terlihat sejak usia 3 tahun.
Namun, dulu orangtuanya tidak mampu membelikan raket bagus.
Ayah Apri pun membuatkannya raket kayu sederhana untuk berlatih.
Mengutip tayangan YouTube Indosportdotcom (26/4/2020), Apri
juga mengenang masa-masa kecilnya dulu.
"Mamah saya itu suka tanam-tanam cabai rawit, tanam-tanam
sayur, jagung. Nah di belakang halaman kan luas tuh, dipetik-petikkin sama Mamah
saya," kenang Apri.
Karena ia tak punya uang jajan, sang ibu menyarankan agar Apri
jualan sayur hasil kebunnya itu.
"Ngajarinnya begitu Mamah saya," kata Apri.
Apri bercerita, ibunya bahkan mengajarkan cara jualan sayur.
""Satu iket harganya Rp 1.000, kalau ada yang tawar Rp
500, gapapa. Atau nggak kamu naikin dulu deh Rp 1.500, nanti kalau ada yang
nawar baru (kasih Rp 1.000)"," kata Apri, menirukan kata-kata ibunya.
Apri pun senang bisa jualan sayur keliling sekitar rumahnya.
"Alhamdulillah suka habis aja (jualannya)," kata wanita
setinggi 163 cm ini.
Dalam wawancara tersebut, Apri juga mengatakan mau menerima semua
konsekuensi dari keterbatasannya dulu demi meraih impian jadi pebulutangkis
profesional.
"Mau saya makan nasi sama garem pun saya telen aja,"
ujarnya.
Bermodal tekad dan prestasi, Apri akhirnya berangkat ke Jakarta
pada 2011.
Ia mengikuti Pelatihan Nasional (Pelatnas) PBSI di Cipayung.
Ia juga dipasangkan dengan Greysia sebagai ganda putri dan
berhasil memenangkan beberapa pertandingan setelahnya.
Keduanya pun kini sukses mengharumkan nama bangsa! [dhn]