Linse, ayah dua anak, menyatakan selama serangan itu bahwa dia yakin dia harus diberi kompensasi atas "penderitaannya" di sekolah umum khusus laki-laki yang tidak disebutkan namanya pada 1980-an.
Jaksa Nicholas Williams mengatakan: "Ibunya menggambarkan bahwa putranya, meskipun sekarang berusia 51 tahun, dia tidak pernah berhenti mengatakan kepada mereka betapa tidak bahagianya dia ketika dia dikirim ke sekolah berasrama sebagai seorang anak."
Baca Juga:
Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis di Penjaringan, Kepala Korban Dibuang ke Sela Tembok
"Dia menggambarkan bagaimana dia memiliki perasaan pahit terhadap orang tuanya sejak saat itu. Meskipun, atau mungkin karena, hubungan mereka yang sulit dengannya, mereka telah berusaha membantunya secara finansial selama bertahun-tahun," tambahnya.
Pria itu yakin orang tuanya "berhutang" kepadanya semacam kompensasi atas penderitaannya.
Terdakwa menderita selama masa remajanya yang traumatis, dan kebanyakan saat dia pergi di sekolah asrama khusus laki-laki. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.