WahanaNews.co | Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali terlibat baku
tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Distrik Mapanduma,
Kabupaten Nduga, Selasa (13/7/2021).
Dua anggota TNI dari Yonif 751/VJS
terluka setelah terlibat baku tembak dengan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Baca Juga:
Ketua MPW Pemuda Pancasila Jambi Adri SH MH Mengecam Tindakan Anarkis Terhadap Sekjen PP Arif Rahman
Dua anggota TNI itu adalah Lettu Inf
Sukma Panunjang dan Praka Abdul Hamid.
"Betul (ada kontak senjata di
Nduga). Sekarang prajurit korban tembak KKB tersebut sudah dievakuasi ke RSUD
Timika," kata Pangdam XVII/Cendrawasih, Mayjen Ignatius Yogo Triyono, Selasa
(13/7/2021).
"Kondisi mereka berdua sadar dan
stabil. Sudah ditangani oleh dokter RSUD dan dokter militer yang ada di
Timika," sambungnya.
Baca Juga:
Rencana KKB Bebaskan Pilot Susi Air, Ini Tanggapan Satgas Damai Cartenz
Egianus Kogoya
Egianus Kogoya merupakan pimpinan KKB
Papua di Kabupaten Nduga.
Ia merupakan putra dari seorang tokoh
Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang telah meninggal, Silas Kogoya.
Usia Egianus tergolong muda sebagai
pimpinan KKB Papua.
Dilansir Wikipedia, Egianus lahir pada 1999 silam, yang berarti saat ini ia
masih berusia 22 tahun.
Soal usia Egianus ini juga pernah dibahas oleh seorang jurnalis senior, Victor Mambor.
Victor memperkirakan usia Egianus dan
para anggotanya masih tergolong muda.
Diketahui, Victor mengaku pernah
bertemu Egianus di Distrik Mbua pada 2019 lalu.
Pertemuan tersebut dibuat berdasarkan
janji dengan perantara melalui seseorang yang tak disebutkan identitasnya.
Kelompok Egianus sebelumnya pernah
berafiliasi dengan KKB Papua pimpinan Goliath Tabuni yang beroperasi di Kabupaten Puncak Jaya.
Hingga saat ini, KKB Papua pimpinan
Egianus Kogoya masih aktif.
Hal ini diungkapkan Kabaintelkam, Komjen Pol Paulus Waterpauw.
Termasuk Egianus Kogoya, berikut ini
daftar KKB Papua yang masih aktif hingga saat ini, dikutip dari KompasTV:
Biasa Beroperasi di Sekitar Puncak Papua
- Kelompok Goliat Tabuni;
- Kelompok Lekagak Telenggen;
- Kelompok Peni Murib;
- Kelompok Ando Wakter.
Biasa Beroperasi di
Mimika
- Kelompok Joni Botak.
Biasa Beroperasi di
Nduga
- Kelompok Egianus Kogoya.
Sementara itu, kelompok lainnya yang
dipimpin tokoh-tokoh tua, sudah tak aktif lagi.
"Ada tokoh-tokoh tua, Mathias Wenda
itu sudah tidak aktif. Puron Wonda dan Endem Wanimbo juga sudah tidak aktif,"
terang Paulus, Jumat (28/5/2021).
Pengakuan Mantan Anggota KKB Papua
Mantan anggota Kelompok Kriminal
Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Purom Wenda, Delison Talenggeng, mengungkapkan
kesulitan yang dialaminya selama menjadi anggota KKB.
Hal ini disampaikan Delison dalam
wawancara yang diunggah di akun Instagram
Wakasatgas Humas Nemangkawi, AKBP Arief Fajar Satria, Sabtu (19/6/2021).
Saat ditanya apakah lelah menjadi
anggota KKB Papua pimpinan Purom Wenda, Delison membenarkannya.
Ia mengaku lelah dan kesulitan mencari
makan.
"Iya, capek. Susah (mencari
makan)," kata Delison.
Tak hanya itu, Delison juga mengakui
aksi KKB telah meresahkan aparat dan masyarakat sekitar.
"Meresahkan betul, jadi saya
sudah lepas (keluar dari KKB Papua pimpinan Purom Wenda)," ujarnya.
Lebih lanjut, Delison mengungkapkan, ia tak bisa pergi ke mana-mana selama menjadi anggota KKB Papua.
Delison bersama anggota lainnya
menghabiskan waktunya dengan bersembunyi di gunung dan tak bisa ke kota.
Ia menambahkan, kala itu dirinya dan
anggota KKB Papua lainnya tak bisa makan jika persediaan telah menipis.
"Makanan tidak cukup, tidak bisa
bagi. (Merasa) lapar, makanan sedikit tidak bisa bagi," kisahnya.
Kini, setelah kembali ke NKRI, Delison
mengaku merasa lebih senang.
Sebelumnya, dua
anggota KKB Papua pimpinan Porum Wenda telah menyerahkan diri pada April 2021.
Mereka adalah Yandowa Tanuni dan
Panius Tabuni.
Saat menyerahkan diri, Yandowa dan
Panius menyerahkan satu pucuk senjata api jenis revolver pada aparat.
"Kalau dia mau kembali ke
masyarakat, syaratnya senjata harus dikembalikan akan ada pengampunan dan
(harapannya) dia mengajak teman-teman yang lain kembali ke masyarakat,"
ujar Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, Kamis (15/4/2021). [dhn]