Beberapa seperti Ruang Tahuluk yang berarti peci, tengkuluk, atau juga berarti anjing atau kuda berbadan putih dan berkepala hitam atau sebaliknya.
Juga ada Ruang Sortali yang berarti ikat kepala pengantin wanita, serta beberapa ruang lain yang dinamai sesuai hari baik macam Artia, Anggara, Ringkar, Sikkora, atau hari kepunyaan raja yang juga disebut Samisara.
Baca Juga:
Arnod Sihite Dilantik Ketua Umum PTSBS Periode 2024-2029: Ini Daftar Lengkap Pengurusnya
Sementara beberapa lobi gedung juga dinamai menggunakan nama-nama arah mata angin, yang juga dalam bahasa Batak Toba, seperti lobi Irrisana yang berarti timur laut, lobi Anggoni yang berarti tenggara, dan lobi Dangsina yang berarti selatan.
Secara fisik bentuk arsitektur bangunan Menara A juga terinspirasi kain ulos khas Batak, dengan bagian mahkota atau puncak gedung yang juga terinspirasi puncak atau atap rumah adat Batak Toba.
Menara A memiliki luas 91.000 meter persegi, yang terdiri dari tiga tingkat bagian ground floor, enam tingkat area parkir, dan tiga zona perkantoran dengan total terdiri atas 33 lantai.
Baca Juga:
Arnod Sihite Resmi Pimpin Parsadaan Toga Sihite Boru Sedunia, Fokus Lestarikan Budaya Batak pada Generasi Muda
Sementara itu, di beberapa tempat juga ditempatkan dan dipajang sejumlah seni instalasi berbahan perunggu karya seniman perupa Teguh Ostentrik.
Filosofi Masyarakat Batak