WahanaNews.co | Pada periode bulan November 2021 ini, ada banyak sekali fenomena-fenomena langit yang menarik untuk bisa Anda amati, baik sendirian ataupun bersama dengan keluarga Anda.
Berikut beberapa fenomena langit menarik berdasarkan catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca Juga:
Catat Waktunya, Ini 3 Fenomena Langit pada Januari 2024
1. Fenomena Tengah Hari Lebih Cepat dalam Setahun
Fenomena langit menarik yang pertama hadir hari ini adalah waktu tengah hari yang lebih cepat dalam setahun.
Baca Juga:
Jangan Lewatkan, Ada Sederet Fenomena Langit di Bulan Desember
Peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN BRIN, Andi Pangerang, mengatakan, fenomena langit ini terjadi setiap tahun pada tanggal 3 November.
Hal ini dikarenakan nilai perata waktu yang lebih besar sehingga Matahari akan transit lebih cepat dibandingkan dengan hari-hari biasanya dalam setahun.
Perata waktu adalah selisih antara Waktu Matahari Sejati dengan Waktu Matahari Rata-Rata.
2. Fenomena Langit Konjungsi Bulan-Merkurius
Untuk wilayah yang tidak mengalami okultasi Merkurius oleh Bulan, tetap dapat mengalami Konjungsi Bulan-Merkurius.
Namun, puncak fenomena konjungsi Bulan dan Merkurius ini terjadi pada 4 November 2021 dini hari, pada pukul 01.39 WIB, 02.39 Wita, 03.39 WIT, dengan sudut pisah minimum 1,2 derajat.
Sehingga, fenomena langit ini sudah dapat disaksikan sejak pertengahan fajar bahari atau sekitar 35 menit sebelum Matahari terbit dari arah Timur dekat konstelasi Virgo dengan sudut pisah 2,6 derajat selama 15 menit.
Kecerlangan Merkurius sebesar -0,90 sedangkan Bulan berfase Sabit Akhir dengan iluminasi 1,3 persen.
3. Fenomena Langit Oposisi Solar Uranus: 5 November 2021
Oposisi solar Uranus adalah konfigurasi ketika Uranus, Bumi dan dan Matahari berada pada satu garis lurus.
Oposisi pada Uranus yang akan terjadi pada 5 November 2021, sama seperti fase oposisi atau purnama pada Bulan, sehingga Uranus dapat terlihat paling terang jika diamati dari Bumi.
Fenomena langit November 2021 dari puncak oposisi Uranus terjadi pada pukul 07.08 WIB, 08.08 Wita, 09.09 WIT dengan magnitudo visual sebesar +5,7.
4. Fenomena Puncak Hujan Meteor Taurid Selatan
Hujan Meteor Taurid Selatan adalah fenomena hujan meteor yang titik radian atau titik asal munculnya meteornya berada di konstelasi Taurus bagian selatan dekat konstelasi Cetus.
Fenomena hujan meteor ini aktif sejak 25 September hingga 25 November dan intensitas maksimumnya terjadi pada 6 November 10.35 WIB, 11.35 Wita, 12.35 WIT.
Puncak fenomena langit hujan Meteor Taurid Selatan dapat disaksikan sejak pukul 18.30 waktu setempat pada malam sebelumnya (5 November) dari arah timur-timur laut hingga pukul 04.30 waktu setempat keesokan paginya (6 November) dari arah barat-barat laut.
5. Fenomena Langit Puncak Hujan Meteor Andromedid
Andromedid adalah hujan meteor yang titik radiannya berada di dekat konstelasi Andromeda dan bersumber dari sisa debu komet 3D/Biela.
Andromedid aktif sejak 25 September hingga 6 Desember mendatang dan intensitas maksimumnya atau puncak hujan meteor ini akan terjadi pada 9 November pukul 08.45 WIB, 09.45 Wita, 10.45 WIT.
Sehingga, dapat disaksikan sejak awal senja bahari (9 November) yaitu 25 menit setelah Matahari terbenam hingga awal fajar astronomis atau sekitar 75 menit sebelum Matahari terbit keesokan harinya (10 November) dari arah timur laut hingga barat laut.
6. Puncak Hujan Meteor Taurid Utara: 12-13 November 2021
Fenomena langit hujan Meteor Taurid Utara adalah hujan meteor yang titik radian atau titik asal munculnya meteornya berada di konstelasi Taurus bagian utara dekat gugus Pleiades.
Hujan meteor ini aktif sejak 25 September hingga 25 November dan intensitas maksimumnya terjadi pada 13 November pukul 07.25 WIB, 08.25 Wita, 09.25 WIT.
Hujan Meteor Taurid Utara dapat disaksikan sejak pukul 18.30 waktu setempat pada malam sebelumnya (12 November) dari arah timur-timur laut hingga pukul 04.30 waktu setempat keesokan paginya (13 November) dari arah barat-barat laut.
7. Puncak Hujan Meteor Leonid: 18-19 November 2021
Hujan meteor Leonid adalah hujan meteor yang titik radian atau titik asal munculnya meteornya berada di konstelasi Leo.
Fenomena langit hujan meteor ini aktif sejak 6 November hingga 30 November dan intensitas maksimumnya terjadi pada 19 November pukul 04.15 WIB, 05.15 Wita, 06.15 WIT.
Leonid dapat disaksikan sejak pukul 00.30 waktu setempat hingga akhir fajar bahari atau sekitar 25 menit sebelum terbit Matahari dari arah timur-timur laut hingga utara-timur laut.
8. Fenomena Langit Gerhana Bulan Sebagian: 19 November 2021
Fenomena langit menarik berikutnya yang akan terjadi dan dapat Anda saksikan pada bulan November 2021 ini adalag Gerhana Bulan Sebagian.
Sebagian wilayah Indonesia akan mengalami gerhana Bulan sebagian yang puncaknya akan terjadi pada pukul 16.02 WIB, 17.02 Wita, 18.02 WIT.
Puncak gerhana terjadi beberapa menit setelah puncak fase Purnama yang terjadi pada pukul 15.57 WIB, 16.57 Wita, 18.57 WIT.
Durasi penumbralitas gerhana ini disebutkan akan terjadi selama 6 jam 5 menit 8 detik.
Gerhana Bulan Sebagian pernah terjadi pada 4 Juni 2012, 8 Agustus 2017 dan 17 Juli 2019.
Gerhana Bulan Sebagian berikutnya akan terjadi kembali pada 29 Oktober 2023, 7 Juli 2028 dan 16 Juni 2030 mendatang.
9. Puncak Hujan Meteor Alfa Monocerotid: 21-22 November 2021
Alfa Monocerotid adalah hujan meteor yang titik radian (titik asal munculnya meteor)-nya berada di dekat bintang Alfa Monocerotis.
Hujan meteor ini aktif sejak 15 November hingga 25 November dan intensitas maksimumnya terjadi pada 22 November pukul 02.30 WIB, 03.30 Wita, 04.30 WIT.
Alfa Monocerotid dapat disaksikan sejak pukul 21.30 waktu setempat pada malam sebelumnya (21 November) hingga akhir fajar bahari (25 menit sebelum terbit Matahari) keesokan harinya (22 November) dari arah timur hingga barat-barat laut.
10. Puncak Hujan Meteor Orionid November: 28-19 November 2021
Orionid November adalah hujan meteor yang titik radian atau titik asal munculnya meteornya berada di konstelasi Orion.
Hujan meteor ini aktif sejak 14 November hingga 6 Desember dan intensitas maksimumnya terjadi pada 28 November pukul 22.30 WIB, 23.30 Wita, 00.30 WIT.
Orionid November dapat disaksikan sejak pukul 19.30 waktu setempat pada malam sebelumnya (28 November) hingga akhir fajar bahari atau sekitar 25 menit sebelum terbit Matahari keesokan harinya (29 November) dari arah timur-timur laut hingga barat-barat laut.
11. Fenomena Konjungsi Superior Merkurius: 29 November 2021
Konjungsi superior adalah konfigurasi yang berlaku khusus pada Merkurius dan Venus, yakni ketika Merkurius, Matahari dan Bumi terletak pada satu garis lurus dan Merkurius membelakangi Matahari.
Konjungsi superior ini menandai pergantian ketampakan Merkurius yang semula ketika fajar menjadi senja.
Fenomena ini terjadi pada pukul 12.05 WIB, 13.05 Wita, 14.05 WIT.
12. Fenomena Langit Nadir Ka’bah: 29 November 2021
Pada hari yang sama dengan terjadinya fenomena konjungsi superior Merkurius, ada pula fenomena nadir Ka'bah.
Nadir Ka’bah adalah fenomena astronomis ketika Matahari berada tepat di nadir (titik terbawah) saat tengah malam bagi pengamat yang berlokasi di Ka’bah.
Fenomena langit ini berlangsung dua kali dalam setahun.
Untuk tahun 2021 ini sudah terjadi pada 13 Januari pukul 00.29 Waktu Arab Saudi (06.29 WIT) dan akan terjadi kembali pada 29 November pukul 00.09 Waktu Arab Saudi (06.09 WIT). [dhn]