Peter Parker dalam film ini bukan hanya menunjukkan arti penting dari keberadaan orang-orang tercinta di sekitarnya, seperti keluarga dan sahabat, tetapi lebih penting lagi yaitu ketika yakin akan kemampuan diri sendiri.
Bukan hanya itu. Spider-Man No Way Home secara tersirat memberi pesan bahwa kadang kala, bantuan yang datang saat kita terpuruk justru 'diri kita yang lain'. Seolah seperti ketika kita menemukan jawaban dari pertanyaan yang kita tanya sendiri di depan cermin.
Baca Juga:
Prilly Latuconsina Angkat Isu Kesehatan Mental Lewat Film 'Bolehkah Sekali Saja Kumenangis'
Atas dasar perkembangan cerita yang begitu signifikan dibanding Homecoming (2017) serta Far From Home (2019), saya memberikan apresiasi khusus pada duo penulis trilogi Spider-Man ini, Chris McKenna dan Erik Sommers.
Di sisi lain, bukan hanya Peter Parker yang berkembang. Tom Holland pun secara mengejutkan mampu menampilkan kualitas akting yang mumpuni dalam membawakan beban cerita No Way Home. Tak mustahil aksi Tom Holland dalam film ini bisa membawa dampak positif untuk karier masa depan aktor Inggris itu.
Sementara itu secara sinematik, film ini sejatinya memang memiliki eksekusi yang tak jauh berbeda dibandingkan film Marvel-Disney sebelumnya.
Baca Juga:
CJ ENM, Lifelike Pictures, BASE Entertainment Kolaborasi Adaptasi "My Annoying Brother"
Namun konsep multiverse dalam Fase 4 Marvel Cinematic Universe ini tampaknya menjanjikan petualangan dan kejutan yang menarik di masa depan, terlepas kerumitan dalam memahaminya, dan pandangan sebagian penonton yang menilai ini adalah "pemaksaan" dan "cocoklogi".
Namanya juga drama fantasi, Marvel bebas sesuka hati memanfaatkan kekayaan intelektual karakter-karakter yang mereka miliki. Namun satu yang patut diapresiasi dari fase ini adalah kematangan dalam penggarapan narasi cerita film juga serialnya.
Hal itu berkaca dari sejumlah judul, sebut saja Loki, WandaVision, Shang-chi and the Legend of the Ten Rings, hingga Spider-Man No Way Home. Mohon maaf untuk Eternals sepertinya sebuah pengecualian.