WAHANANEWS.CO, Jakarta - Meninggalkan boarding pass di kantong kursi pesawat mungkin terlihat sepele, tetapi ini bisa sangat berbahaya karena boarding pass menyimpan informasi pribadi yang bisa disalahgunakan.
Sebuah video yang mengingatkan tentang risiko keamanan serius akibat kelalaian meninggalkan boarding pass di pesawat baru-baru ini viral di TikTok. Samantha, seorang pramugari dari Kanada (@flywithsam_), mengunggah video ini pada 27 Januari.
Baca Juga:
Viral! Anggota DPRD Sumut Cekcok dengan Seorang Pramugari
Dalam video tersebut, ia menjelaskan bahwa informasi di boarding pass bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk mengakses data pribadi penumpang.
Video ini telah ditonton lebih dari 115.000 kali. Samantha menanyakan, "Apakah kalian sering meninggalkan boarding pass di kantong kursi pesawat?" dan kemudian memberi penjelasan mengapa kebiasaan itu berbahaya.
Pada boarding pass, terdapat kode di bagian bawah yang disebut Passenger Name Record (PNR). Kode ini adalah identifikasi unik yang menghubungkan informasi pemesanan penumpang dengan data pribadi mereka.
Baca Juga:
Polda Sumut Ungkap 517 Kasus Narkoba, Selamatkan Lebih dari 1 Juta Jiwa
Samantha menjelaskan, "Pada dasarnya, PNR ini berfungsi seperti nomor pelacak yang mengakses seluruh informasi pribadi Anda."
Jika seseorang menemukan boarding pass yang tertinggal, mereka bisa mengakses informasi pribadi penumpang melalui situs web maskapai menggunakan kode PNR.
"Ini sangat berbahaya karena siapa pun dapat mengambil boarding pass Anda dan mengakses informasi seperti nama, alamat rumah, dan data lainnya hanya dengan kode PNR," kata Samantha.
Menurut Newsweek, Ted Miracco, CEO firma keamanan siber Approov, menjelaskan bahwa kode PNR digunakan oleh maskapai di seluruh dunia untuk memudahkan proses check-in, pemeriksaan keamanan, dan imigrasi.
Meski informasi lengkap tidak tersedia dalam kode PNR, data yang terkandung di dalamnya masih cukup berisiko jika jatuh ke tangan yang salah.
Miracco juga mengingatkan bahwa penumpang sering tidak diberi tahu tentang kode PNR ini, sehingga mereka cenderung tidak menyadari bahayanya.
Informasi dalam PNR, seperti nomor telepon, email, dan informasi pembayaran, bisa dimanfaatkan untuk mengubah pemesanan atau membatalkan tiket. Bahkan bisa digunakan untuk mengakses akun frequent flyer atau mentransfer mil.
Untuk mengurangi risiko, John Rose, kepala bagian risiko untuk ALTOUR, perusahaan manajemen perjalanan, menyarankan agar penumpang menggunakan boarding pass elektronik dan membagikannya hanya jika diperlukan.
Jika harus menggunakan boarding pass cetak, pastikan untuk merobeknya setelah kembali ke rumah.
Selain itu, penumpang disarankan untuk tidak mengunggah foto boarding pass di media sosial, karena ini dapat membuka celah bagi kejahatan siber.
Robinson Jardin, kepala media sosial untuk NordVPN, mengingatkan bahwa barcode pada boarding pass berisi banyak informasi yang bisa digunakan oleh peretas.
Data dalam kode QR atau barcode ini sering kali mencakup nomor reservasi, nomor frequent flyer, bahkan informasi paspor atau SIM, yang bisa dijual di pasar gelap atau digunakan untuk mencuri identitas.
Kasus peretasan boarding pass bahkan pernah menimpa mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, yang diretas setelah memposting boarding pass-nya di Instagram.
Peretas yang berhasil mengakses data tersebut dapat menggunakan informasi ini untuk berbagai tindakan kriminal, termasuk pencurian identitas atau pembelian tanpa izin.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]