WahanaNews.co |
Dia adalah Dokter Perpetual Uke, konsultan reumatologi di Rumah Sakit
Birmingham City. Uke dalam keadaan hamil enam bulan ketika divonis terinfeksi
virus corona.
Baca Juga:
Ungkap Dugaan Bunuh Diri Ibu Guru RDS, Polisi Kirim Barang Bukti ke Labfor
Dia mengalami gejala cukup berat sehingga dokter memutuskan
untuk merawat Uke dengan ventilator di Rumah Sakit Queen Elizabeth
Birmingham.
Selanjutnya, kisah haru nan mengejutkan dialami olehnya.
Dokter itu bangun sebulan kemudian setelah melahirkan dua anak kembar. Artinya,
si dokter melahirkan anaknya ketika dalam keadaan koma.
COVID-19 yang menginfeksi Uke menyerang paru-paru hingga
menyebabkan hipoksia. Bagi beberapa pasien perawatan induksi koma adalah
pilihan terbaik agar pernapasan mereka tetap stabil dengan dibantu peralatan
medis untuk mencegah penyakit yang lebih parah. Begitupun Uke yang akhirnya
memilih perawatan tersebut sebagai perawatan yang paling aman selama sebulan.
Baca Juga:
Rista Saragih Guru SMKN Favorit di Lubukpakam Diduga Bunuh Diri Karena Stres
Ketika Uke dalam keadaan koma, Dokter menyadari bahwa sudah
saatnya bayi kembar di dalam kandungan Uke dikeluarkan. Dokter lantas melakukan
operasi caesar, dan Uke akhirnya melahirkan bayi kembar prematur pada 10 April
2020. Keduanya diberi nama Palmer dan Pascal, memiliki berat tubuh
masing-masing 770 gram dan 850 gram.
Palmer dan Pascal harus menunggu sedikit lama untuk bertemu
dengan ibunya karena masih dirawat di unit perawatan intensif. Sebulan
kemudian, ketika Uke tersadar dari koma, dia menjumpai perutnya yang tak lagi
besar. Dia khawatir bayi kembarnya tak selamat.
Uke akhirnya bisa bernapas lega saat menjumpai Palmer dan
Pascal yang dirawat di ruang ICU karena prematur. "Mereka sangat kecil
sehingga tidak terlihat seperti anak saya yang lebih tua, saya tidak bisa
menyentuhnya, saya merasa sangat emosional," kata Uke kepada Sky
News.
"Terkadang saya melihat mereka sambil menangis, saya tidak
pernah tahu mereka akan selamat. Sungguh menakjubkan apa yang dapat ditawarkan
oleh ilmu pengetahuan profesional medis."
Umur kehamilan manusia biasanya diperkirakan berlangsung
sekitar 40 minggu, dan bayi yang lahir sebelum 37 minggu dianggap prematur.
Kemajuan ilmu neonatal menempatkan bayi prematur dapat didukung di luar rahim
tanpa perlu menyelesaikan masa kehamilan penuh.
Kemajuan ilmu pengetahuan juga membuat bayi prematur dapat
terlahir ke dunia dengan paru-paru dan organ lain yang belum berkembang.
Perkembangan tubuh seluruh bayi prematur di luar rahim akan ditopang dengan
alat medis. Beruntung, Dr Uke dan tim di Rumah Sakit Queen Elizabeth dapat
mendukung ibu dan bayinya dengan selamat, serta memberikan akhir yang bahagia. [qnt]